Thursday 26 January 2006

Keajaiban untuk Ila


Judul : Keajaiban Untuk Ila
Penulis : Anindita
Penerbit : DAR! Mizan, cet I/Juni 2005
Tebal : 123 hal ; ilus: 17 cm
Genre : Novel Anak Islami

Setahun sudah tragedi Tsunami meluluh lantakkan Banda Aceh dan sekitarnya. Banyak sudah karya-karya tulis yang mengangkat tragedi Tsunami sebagai latar belakang tulisannya baik itu berupa laporan jurnalistik, cerpen, puisi, lirik lagu, dan lain sebagainya. Namun dari semua itu sangat sedikit yang menuangkannya dalam bentuk novel anak. Novel "Keajaiban untuk Ila" karya Anindita adalah salah satunya, bahkan mungkin satu-satunya dalam genre sastra anak yang menggunakan tragedi Tsunami sebagai latar belakang ceritanya.

Novel anak "Keajaiban Untuk Ila" ditulis oleh Anindita Siswanto Thayf, penulis muda lulusan Fakultas Elektro Universitas Makasar yang banyak berkecimpung dalam dunia tulis menulis semenjak mahasiswa hingga kini. Kini ia aktif menulis artikel di Astaga.com, tabloid Nova, Makassar Terkini dan Kompas Anak. Ia juga pernah menulis naskah Film Dokumenter BP DAS DT II Kab Sidrap dan naskah Film Dokumenter BP DAS DT II Kab Sinjai Sulawesi Selatan.

Anindita juga piawai dalam menulis puisi, salah satu puisinya "Soul" dimuat dalam antologi puisi The Silence Within (Poetry.com2002), dan puisinya yang berjudul "Gate of Terror" masuk menjadi salah satu nominasi International Society of Poets, 2005.Pengalamannya yang beragam dalam dunia tulis menulis itulah yang mengantarnya membuat sebuah novel anak ini.

Novel Keajaiban Untuk Ila menceritakan kisah tragis seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang bernama Ila. Ila tinggal di pesisir pantai Aceh, ia anak yang pintar dan memiliki keinginan yang kuat untuk bisa segera bersekolah. Beberapa bulan lagi usianya genap 7 tahun yang berarti impiannya untuk bisa bersekolah akan segera terwujud. Kakek Ila rupanya tanggap akan keinginan cucunya ini, belum lagi Ila berulang tahun kakeknya telah menghadiahinya sebuah tas baru lengkap dengan alat tulisnya. Namun baru saja beberapa saat Ila mengenakan tas baru, tiba-tiba bencana dahsyat datang. Gelombang pasang setinggi pohon kelapa menerjang seluruh benda dan mahluk hidup yang ada di pesisir pantai tempat Ila tinggal. Ila yang saat itu sedang bersama kakeknya mencoba menyelamatkan diri dengan berlari menuju bukit, namun kemanapun ia dan kakeknya berlari dinding air bah mengikutinya hingga akhirnya hempasan air yang sangat keras menghantam mereka dan memisahkan Ila dari genggaman kakeknya. Ila akhrinya terapung-apung sendirian sambil memeluk sebuah papan pintu dengan air bercampur sampah disekelilingnya. Ila hanyut selama 3 hari. Ia haus, lapar, dan rindu pada kakek, ayah dan ibunya. Akankah keajaiban datang kepada Ila ?

Novel anak ini dibuat dengan kalimat-kalimat sederhana khas anak-anak. Ceritanya yang bergulir dengan cepat dan memikat membuat pembaca novel ini enggan melepaskan novel ini sebelum sampai pada halaman terakhirnya. Novel ini dimulai dengan latar belakang kehidupan dan keseharian Ila beberapa saat sebelum bencana tiba. Hampir sebagain besar novel ini menceritakan saat terjadinya bencana mulai dari gempa, datanganya gelombang pasang, terapung-apungnya Ila ditengah air bah hingga keajaiban yang dialami Ila. Semua hal diatas terungkap dengan baik sehingga gambaran bencana itu terasa mencekam dan menyentuh hati pembacanya.

Saat Ila terapung-apung ditengah air bah rupanya menjadi inti dari novel ini. Apa yang mungkin dirasakan dan dipikirkan oleh seorang anak kecil ketika harus sendirian terapung-apung ditengah air bah sambil menahan rasa lapar, haus dan kerinduannya yang dalam untuk bertemu keluarganya terungkap secara baik di novel ini. Beberapa nilai positif yang patut diteladani anak-anak terungkap dalam pikiran Ila saat ia sendiri, misalnya ketika ia didera rasa lapar. Ia teringat akan dirinya kerap tak menghargai makanan yang diterimanya dengan selalu tidak menghabiskan sarapan pagi nasi goreng buatan ibunya. Selain itu berbagai peristiwa yang dialami Ila ketika terapung-apung sendirian tereksplorasi dengan baik sehingga bagian ini menjadi bagian yang paling menarik dari novel ini. Banyak nilai-nilai positif bagi anak-anak yang bertaburan dalam novel ini, namun karena novel ini ditulis berdasarkan sudut pandang seorang anak –anak, maka tak sedikitpun novel ini terkesan menggurui pembacanya.

Ceritanya yang mengalir cepat dan kalimat-kalimatnya yang sederhana dan enak dibaca oleh anak-anak membuat novel anak ini memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi bagi anak-anak yang membacanya. Tak heran dari semua hal-hal positif yang terungkap diatas, novel ini dianugerahi sebagai Pemenang I Sayembara Menulis Novel Anak Islami 2005 yang diselenggarakan oleh penerbit DAR! Mizan. Dari segi pengemasan novel ini tampaknya dikemas dengan sangat baik, selain covernya yang menarik, ukurannya yang kecil memudahkan anak-anak membawanya, selain itu terteranya batas usia yang disarankan (7-12 thn) pada cover depan novel ini memudahkan para orang tua dalam merekomendasikan novel ini bagi putra-putrinya.

Ditengah langkanya novel anak karya penulis lokal, kehadiran novel Keajaiban Untuk Ila ini sangat patut dihargai, dan amatlah bijak jika para orang tua merekomendasikan pada putra-putrinya agar dapat membaca novel ini.

@h_tanzil

No comments:

Post a Comment

 
ans!!