Thursday 18 October 2012

Kehamilan Remaja Tinggi

Karena Tidak PahamKesehatan Reproduksi
SURABAYA Kejadian kehamilan takdiinginkan (KTD) banyak dialami remajaperempuan kota ini. Kasus tersebut ditemukandi hampir semua puskesmas. Salah satunyadi Puskesmas Rangkah.Menurut Galuh Ajeng Phamuti, psi kologyang bertugas di puskesmas tersebut, tiapbulan ada 1–2 remaja yang berkon sultasi.Para remaja tersebut diketahui sudah hamil2–3 bulan. ’’Itu pun mau konsultasi karenadipaksa orang tuanya,’’ paparnya.Para remaja yang mengalami KTD ituberusia kurang dari 17 tahun. Rata-ratamereka belum bisa menerima kenyataanbahwa dirinya tengah berbadan dua.Ajeng menceritakan, dirinya pernahmenangani remaja berusia 14 tahun yangsudah hamil dua bulan. Entah karena inginbunuh diri atau menggugur kan kandungannya,dia pernah mencoba minum racun serangga.’’Ya, saya bilang lebih baik kandunganditeruskan. Kalau sudah lahir, bayinya bisadititipkan ke kerabatnya,’’ ungkapnya.Dr Elly dari Puskesmas Tanah Kali Kedin dingmemiliki pengalaman yang sama dengan Ajeng.Beberapa kali ada remaja yang dipaksa orangtuanya untuk berkonsul tasi ke rumah remaja,yakni program khusus remaja di puskesmastersebut. ’’Sebab, tak kunjung menstruasi. Setelahdiperiksa, ternyata sudah hamil enam bulan,’’paparnya. ’’Si remaja dan orang tuanya samasamashock,’’ tambahnya.Kejadian tersebut seharusnya bisa dicegahbila remaja paham akan kesehatan reproduksi.’’Banyak remaja yang mengira berciuman itubukanlah aktivitas seksual. Aktivitas seksual versimereka adalah melakukan intercourse (hubunganintim),’’ papar Ade, salah seorang psikolog yangbertugas di Puskesmas Peneleh.Padahal, pemahaman remaja tersebut takbenar. Ciuman juga termasuk aktivitas seksual.Karena itu, pemahaman tersebut harusdiluruskan. Caranya, materi kesehatanreproduksi dimasukkan dalam kurikulumtersendiri di sekolah. ’’Selama ini, materikesehatan reproduksi diselipkan dalampelajaran biologi. Atau, memang ada beberapasekolah yang menyediakan waktu khusus,’’lanjut Saputra Wardhana, program managerSeBAYA PKBI, saat round table World HealthSexual Day di salah satu restoran di JalanDiponegoro kemarin.Ramayanti, guru biologi SMA Hangtuah4 Surabaya, mengungkapkan, siswa selaluantusias ketika pelajaran diselipi materikesehatan reproduksi. Entah antusiaskarena sekadar ingin tahu atau memangingin mencoba memprak tikkan. ’’Daripengamatan saya, banyak siswa yang belummendapat informasi yang benar mengenaikesehatan repro duksi,’’ ujarnya.Jika paham, kejadian KTD, seks bebas, aborsi,dan penyakit infeksi menular seksual (IMS)bisa dicegah. (ai/c5/tia)

No comments:

Post a Comment

 
ans!!