Monday 17 September 2012

Istana Mimpi

[No. 296]
Judul : Istana Mimpi
Penulis : Ismail Kadare
Penerjemah : Fahmi Yamani
Penerbit : Serambi
Cetakan : I, Juni 2012
Tebal : 274 hlm

"Kami ingin membaca mimpi orang!"  

Demikian ujar Dr. Moren Cerf, Ilmuwan California Institute Technology  seperti yang dilansir oleh BBC London dua tahun yang lalu. Dr. Moren Cerf memang saat itu sedang mengembangkan sebuah alat yang dapat merekam mimpi seseorang dengan menggunakan sebuah visualisasi elektronik dari aktivitas otak seseroang yang bermimpi. Entah sudah sejauh mana proyek mesin pembaca mimpi itu namun hal ini membuktikan bahwa mimpi hingga kini dianggap sebuah misteri sehingga orang masih berusaha untuk mengungkapkan dan menafsirkannya untuk berbagai keperluan tertentu.

Bagi sebagian orang mimpi tak sekedar bunga tidur, namun bisa menjadi bahasa simbol dari Tuhan atas kejadian yang akan datang. Sejarah mencatat keinginan orang untuk menafsir mimpi sudah ada sejauh perkembangan kebudayaan manusia. Buku tafsir mimpi tertua ditulis pada tahun 1100 SM dan hingga kini buku-buku tafsir mimpi dalam berbagai versi masih terus dicetak dan dibaca orang.

Apakah mimpi adalah sebuah pertanda? itulah yang terus menjadi pertanyaan besar bagi setiap orang tak terkecuali bagi sastrawan Albania Ismail Kadare. Dalam salah satu karya terbaiknya yang berjudul Istana Mimpi  Kadare mencoba mengaitkan mimpi manusia dengan kediktatoran penguasa Albania di masa silam.

Novel Istana Mimpi yang untuk pertama kali di Albania dengan judul Nepunesi i pallatit te endrave pada 1981 ini menceritakan tentang Mark Allen seorang pemuda gugupan dan galau yang bekerja di Istana Mimpi atau Tabir Sarrail, sebuah lembaga bentukan Sultan yang tugasnya mengumpulan mimpi-mimpi seluruh rakyat dari seluruh penjuru wilayah kekuasaan Sultan.

Semua mimpi rakyat hingga penguasa tak ada satupun yang luput untuk dicatat, dikumpulkan, disortir, dan ditafsirkan untuk mencari apa yang disebut Mimpi Utama yang dipercaya dapat memberikan pertanda bagi takdir Kekhafilahan dan peristiwa-peristiwa besar yang akan datang.

Ketika mimpi utama diperoleh, mimpi yang telah ditafsirkan ini akan diantarkan kepada Sultan dengan menggunakan kereta kuda khusus. Sang pemilik mimpi akan diberi penghargaan dan hadiah namun ironisnya si pemimpi ini akan dibawa ke Istana Mimpi untuk diinterogasi, untuk menceritakan secara lebih detail lagi mimpi dan kehidupannya. Interogasi ini bisa berhari-hari hingga si pemimpi kelelahan, jatuh sakit, dan akhirnya keluar dari Istana Mimpi dalam keadaan telah menjadi mayat.

Dikisahkan Mark Allen adalah pegawai baru Istana Mimpi, ia pertama kali bekerja di bagian terendah yaitu di bagian penyortiran dimana ia harus memilah-mimah mimpi mana yang tidak bermanfaat atau mimpi-mimpi palsu untuk dibuang sedangkan mimpi yang diperkirakan dapat memiliki arti bahkan berpotensi menjadi mimpi utama akan ia teruskan ke bagian tafsir untuk dicari maknanya.

Walau bekerja dengan penuh keraguan, karier Mark-Alem menanjak cepat karena ia berasal dari keluarga Quiprili, sebuah dinasti keluarga yang berpengaruh di Kekhalifahan. Konflik terjadi ketika pada akhirnya Mark-Alem secara tak terduga ia harus menangani mimpi yang ternyata berhubungan dengan takdir keluarganya dan Kekhalifahan.

Mimpi itu adalah mimpi seorang pedagang yang bermimpi

"Sebidang tanah kosong di dekat sebuah jembatan; semacam tanah kosong di mana orang membuang sampah. Di tengah-tengah sampah, debu, dan toilet yang rusak, sebuah alat musik aneh bermain sendirian hanya ditemani seekor banteng yang sepertinya kesal dengan suara itu dan berdiri di dekat jembatan lalu melenguh..."(hlm. 57).

Siapa bisa menduga kalau mimpi yang tampaknya tidak memiliki arti ini ternyata berisi ancaman terhadap kekhalifahan. Dan ternyata arti mimpi ini menyangkut keluarganya, dan lebih sial lagi Mark-Alem pernah meloloskan mimpi ini ketika ia masih di bagian penyortiran. Dengan demikian kedudukannya terancam dan ia akan dicurigai sengaja meloloskan mimpi tersebut untuk keselamatan keluarganya.

Novel ini bisa dikatakan sebuah parabel tentang kediktaroran bagaimana penguasa dangan lembaga super power bentukannya berusaha untuk mengendalikan rakyatnya sampai-sampai mimpi rakyatpun diawasi dan dicatat. Melalui tokoh Mark-Alem sebagai orang yang langsung berada di jantung Istana Mimpi kita akan melihat bagaimana proses pencatatan dan penafsiran mimpi dilakukan. Kadare berhasil menggambarkan kemisteriusan dan kedahsyatan pengaruh Istana Mimpi ini bagi kekhalifan, dan bagaimana kedudukan keluarga Quprilli dan kesulatanan yang telah terjalin selama ratusan tahun dan telah banyak berjasa bagi kekhalifahan ternyata menyimpan sebuah bom waktu bagi Sang Sutlan yang bisa meledak setiap saat.

Jadi selain tentang Istana Mimpi novel ini juga menceritakan bagaiamana hubungan antara keluarga Qupirili yang merupakan trah asli penduduk Albania yang memiliki sejarah panjang dan epik sendiri ini  diam-diam melahirkan kecemburan dari Kekhalifahan Utsmani Turki yang sebenarnya adalah penakluk dari wilayah Albania yang telah didiami selama ratusan tahun oleh keluarga Quprili.

Novel ini juga merupakan novel yang penuh satir dan humor gelap, namun semuanya itu akan lebih terasa jika pembaca novel ini sedikit memahami sejarah Albania, jika tidak kita paling hanya akan bisa menikmati novel ini menurut penafsiran kita sendiri dengan setting sebuah negeri antah berantah.karena Kadare sama sekali mencantumkan tahun kejadian dan nama Sultan tetap dibiarkan anomin hingga akhir kisahnya. Petunjuk yang diberikan hanyalah berupa wilayah negeri yang disebut Albania.

Namun dengan memahami atau tidaknya pembaca akan sejarah Albania yang melatari novel ini, saya rasa pembaca akan mengerti bahwa di novel ini Kadare dengan idenya yang orisinil tentang Istana Mimpi ini hendak menggambarkan bagaimana sebuah pemerintahan tirani begitu mencengkram kebebasan rakyatnya. Tidak heran begitu novel ini terbit, pemerintah Albania langsung melarang peredaran novel ini.

Bagi saya pribadi novel ini juga menggambarkan bagaimana sebenarnya sebuah penguasa tirani dengan kediktatorannya sebenarnya adalah penguasa yang penakut sampai-sampai mimpi rakyatpun dicatat dan diawasi untuk mencegah terjadi pemberontakan.

Tentang Pengarang

Ismail Kadare dilahirkan pada 1936 di kota pegunungan Gjikrokaster, dekat perbatasan Yunani. Dia adalah penyair dan penulis novel paling terkenal di Albania. Dalam sebagian karyanya, dia mengisahkan sejarah Albania yang kental dengan kediktatoran sehingga karya-karyanya ini menjerumuskan dirinya ke dalam sejumlah konflik penguasa Albania sejak 1945 sampai 1985. Pada 1990, Kadare meminta suaka politik ke Prancis dan kini membagi waktunya antara Paris dan Tirana.

Sejumlah penghargaan sastra diterimanya, antara lain pada 2005 Kadare mendapat Man Booker International Prize 2005. Kadare juga telah berkali-kali dinominasikan sebagai pemenang Nobel Sastra. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam tiga puluh bahasa termasuk di Indonesia. Sebelum Istana Mimpi karya Kadare yang telah diterjemahkan adalah


Elegi Untuk Kosovo, Jalasutra 2004



Piramid, Margin Kiri 2011


@htanzil

No comments:

Post a Comment

 
ans!!