Wednesday 16 February 2011

Utamakan Istri Muda (PinkGirlGoWild)


No. 251
Judul : Utamakan Istri Muda
Penulis : PinkGirlGoWild
Penerbit : Glitzy Publishing (Imprint dr Gramedia)
Cetakan : Januari 2011
Tebal : 79 hlm

Bagi seorang penulis inspirasi dalam menulis bisa datang dari mana saja, mulai dari peristiwa sehari-hari, pengalaman hidup, film, buku, dan sebagainya. Yang unik adalah inspirasi yang datang pada penulis dengan nickname PinkGirlGoWild ini. Unik karena ide menulisnya datang dari hal yang tidak biasanya. Berawal saat melakukan perjalanan bisnis antara Semarang dan Kudus, penulis melihat sebuah slogan di truk yang lewat dengan kalimat “Utamakan Istri Muda”. Slogan ini tiba-tiba saja membangunkan saraf-saraf imajinasinya untuk menghasilkan berbagai tulisan dengan tema poligami yang dikemas dalam bentuk cerpen dan puisi-puisi yang menggelitik pembacanya.

Seluruh kisah dan puisi dalam buku ini ringan-ringan saja dimana kisah-kisahnya menceritakan kehidupan berbagai lapisan masyarakat mulai dari supir bajay, rocker, pengusaha, penyani kafe, dll yang memiliki istri muda atau selingkuhan. Uniknya kalau biasanya kisah-kisah poligami atau perselingkuhan selalu menggugah emosi pembacanya, maka buku ini justru membuat kita tertawa atau tersenyum kecut membacanya.

Penulis menuliskan kisah-kisahnya ini dengan menempatkannya sebagai orang pertama sehingga apa yang dialami dan dirasakan tokoh-tokohnya terpapar dengan baik. Selain itu untuk memberikan gambaran yang utuh mengenai bagaimana perasaan dari pribadi-pribadi yang terkait dengan poligami, penulis membagi kisah-kisahnya ini menjadi 3 bab utama yang dibagi berdasarkan sudut pandang si penceritanya.

Bab pertama tentang ‘Kisah Para Suami’, bab kedua tentang ‘Para Istri Tua’, bab ketiga menceritakan kisah2 tentang ‘Istri Muda yang Ranum’, sedangkan bab terakhir bertutur mengenai ‘Anak Para Istri’. Semuanya dikemas secara lucu, jujur, dan dengan kalimat-kalimat yang menggelitik, contohnya ada pada cerpen “Salahkah Aku” dimana dikisahkan seorang suami yang kerepotan karena istrinya selalu hamil lagi.

Istriku hamil lagi, aneh, nggak diapa-apain loh koq ‘mumbul’ lagi dan muntah-muntah setelah tiga bulan berikutnya. Terus terang aku jadi takut menyayangi dan menggerayanginya. Segala susuk, pil, spiral, sudah dicoba tapi perutnya tetap ‘mumbul’. Jika dihitung dengan yang masih ‘mumbul’, maka ini adalah anakku yang kelima.

Si suami ini lalu berpikir keras bagaimana menjaga keluarganya ini namun dia tetap bisa memperoleh kepuasan seks, maka solusinya adalah dengan mencari wanita yang akan dijadikan pelampiasannya namun tetap menyayangi istrinya yang selalu ‘mumbul’ itu. Akhirnya si suami memang mendapatkan perempuan yang dicarinya, seorang perempuan yang telah cerai dengan suaminya.

INI DIA…hatiku berteriak.

Dia butuh lindungan, aku butuh badan

Dia butuh kasih sayang, aku butuh ranjang.

Dia butuh tempat cerita, aku butuh membuang derita

Kami sama-sama butuh dada.

Malam ini aku akan pulang ke rumahnya!

(hal 10-110)

Lalu bagaimana gugatan anak-anak dari para ayah yang berpoligami? Salah satu puisi yang berjudul “Wahai Para Istri” dalam buku ini tampaknya bisa mewakilinya. Ini adalah cuplikannya

Wahai para istri dan ibu kami

Bangunlah dan menentang ayah kami

Jangan hanya telentang

Menunggu ditunggangi

Wahai para istri dan ibu kami

Istri tua dan muda

Apakah artinya cinta bagi para istri

Jika dibagi tiada habisnya

Wahai para istri dan ibu kami

Apakah ini yang membahagiakan kalian ?

(hal 69-70)

Seperti yang diungkap oleh penulisnya, semua cerpen dan puisi dalam buku ini merupakan gabungan antara fiksi dan kumpulan cerita orang-orang. Penulis hanya berusaha menggambarkan apa adanya tentang perasaan dan pemikiran orang-orang yang mengalami apa yang terkait dalam situasi judul buku ini.

Jadi semua cerpen dan puisi dalam buku ini memang tak menyiratkan nilai-nilai moral akan apa dan bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh para tokoh-tokohnya. Pembaca diberi kebebasan apakah yang dilakukan oleh para tokoh-tokohnya ini benar atau salah.

Buku tipis dengan cover unik, dan judul yang provokatif ini memang menyuguhkan sebuah bacaan yang menghibur pada pembacanya. Sastrawan terkemuka Seno Gumira Ajidarma dalam endorsmentnya mengatakan bahwa ,

“Jika ingin menengok wacana kontemporer tentang cinta, perkawinan, dan poligami, buku semacam ini bisa menjadi salah satu rujukan, dengan catatan Jangan Kaget!” :D

@htanzil

No comments:

Post a Comment

 
ans!!