Thursday 30 June 2011

The Count of Monte Cristo


No. 262
Judul : The Count of Monte Cristo
Penulis : Alexandre Dumas
Penerjemah : Nin Bakdi Soemanto
Penerbit : Penerbit Bentang
Cetakan : I, Maret 2011
Tebal : 568 hlm

The Count of Monte Cristo adalah novel klasik karya Alexandre Dumas yang bertutur tentang dendam yang harus dibayar. Ceritanya sendiri berlangsung di Prancis, Italia, dan pulau-pulau di Mediterania pada tahun 1815-1838 dengan latar belakang historis saat Raja Louis XVII memerintah dan sang Kaisar Napoleon Bonaparte diasingkan di Pulau Elba.

Novel ini menceritakan kehidupan Edmond Dantes , 19 tahun, seorang pelaut Marseiless – Prancis, kelasi kelas satu dari kapal Le Pharaon. Saat kapal Pharaon berlayar menuju Marseiless, kapten kapal jatuh sakit dan meninggal dunia, sebelum meninggal sang kapten menitipkan sebuah paket kepada Edmond untuk diberikan kepada seorang marsekal di Pulau Elba yang pada saat itu merupakan tempat pengasingan Kaisar Napoleon Bonaparte yang dibuang oleh Raja Louis XVII

Saat Edmond menyerahkan paket tersebut, ia bertemu dengan Sang Kaisar yang menitipkan sepucuk surat kepada Edmond Dantes untuk disampaikan kepada salah seorang pendukungnya di Marseiless. Setibanya di Mersailess Dantes langsung diangkat oleh Monsieur Morrell, pemilik kapal untuk menjadi kapten kapal Pharaon. Sambil menunggu proses bongkar muat kapal ia mengajukan cuti agar dapat menikah dengan Mercedes, pujaan hatinya.

Nasib baik Edmond Dantes ini ternyata tidak disukai oleh teman-temannya. Promosinya menjadi kapten kapal membuat iri hati Danglars, kepala keuangan kapal Pharaon, niatnya untuk menikahi Mercedes membangkitkan kecemburuan Fernand Mondego, sepupu Mercedes yang juga mencintainya, sedangkan rezekinya yang tak terduga membuat iri hati Caderousse, tetangganya. Ketiga orang ini lalu merencanakan rencana jahat untuk menggagalkan Edmond Dantes menjadi kapten kapal sekaligus menghalangi jalannya pernikahannya dengan Mercedes.

Fakta bahwa Edmond Dantes membawa sepucuk surat dari Sang Kaisar di pembuangannya untuk disampaikan kepada pendukungnya dijadikan senjata ampuh untuk melaksanakan niat jahat mereka. Danglars menulis surat kepada Moniseur Villefort, Jaksa Penuntut Umum di Mersailess yang menyatakan bahwa Edmond Dantes adalah mata-mata musuh Raja Louis XVII, Napoleon Bonaparte.

Singkat cerita, Edmond Dantes ditangkap, surat titipan Napoleon yang belum sempat diserahkannya itu ikut disita. Karena ternyata isi surat itu mengancam kedudukan Villefort sebagai abdi Raja Louis XVII maka surat itu dihancurkannya dan Edmond Dantes langsung dijatuhi hukuman penjara di sebuah pulau terpencil tanpa melalui proses pengadilan

Dalam gelap dan lembabnya ruang penjara bawah tanah itulah Edmond Dantes menaruh dendam terhadap teman-temanya yang telah menghianatinya, merendahkan martabatnya, dan merengut kekasihnya. Bertahun –tahun dalam penjara hampir saja membuat dirinya kehilangan harapan hingga akhirnya nasib mempertemukannya dengan Abbe Faria, seorang pastor tua yang selnya bersebelahan dengannya. Si pastor ini berhasil menggali lubang yang menembus sel Edmond Dantes sehingga mereka bisa saling bertemu dan merencanakan sebuah recana untuk keluar dari penjara terkutuk tersebut.

Persahabatan antara Edmond Dantes dan si pastor terjalin dengan erat, Abe Faria menjadi sahabat sekaligus guru bagi Dantes yang mengajarkan banyak hal kepadanya. Setelah belasan tahun membina persahabatan dan belum sempat mewujudkan rencananya Abe Faria akhirnya meninggal dunia karena sakit yang dideritanya. Sebelum meninggal Abbe Faria sempat memberikan sebuah peta harta karun yang terletak di Pulau Monte Cristo yang akan jadi milik Edmond Dantes jika ia keburu meninggal sebelum sempat melarikan diri. Meninggalnya sahabatnya dalam penjara itu ia gunakan untuk melarikan diri. Ia memindahkan tubuh Abe Faria ke selnya dan masuk ke dalam kantong mayat .

Setelah berhasil kabur dari penjara akhirnya ia sampai ke pulau Monte Cristo dan berbekal peta yang dimilikinya ia berhasil menemukan harta karun yang tak ternilai besarnya . Dengan harta karun itu ia segera pulang ke Mersailess dan mengubah dirinya menjadi seorang bangsawan dan menyembunyikan namanya dibalik gelar The Count of Monte Cristo (Bangsawan dari Monte Cristo) . Semenjak itulah ia merencanakan sebuah skenario balas dendam terhadap orang-orang yang telah menghancurkan dan merengut kebahagiaannya.

Dalam novel ini Alexandre Dumas mengemas kisahnya dengan sangat manarik. Skenario balas dendam yang dijalankan oleh Edmond Dantes atau Count Monte Cristo benar-benar rapih. Selepas melarikan diri dari penjara dan memiliki harta yang melimpah ia tidak langsung melakukan aksi balas dendamnya terhadap mereka yang telah menghancurkan hidupnya. Dengan sabar ia merangkai dan melaksanakan berbagai rencana balas dendamnya dengan sangat rapih dan cerdas sehingga dibutuhkan waktu sekitar 25 tahun sejak dirinya dipenjara hingga dendamnya terbalas tuntas

Seperti layaknya seorang grand master catur, semua langkah yang disusun oleh Monte Cristo benar-benar penuh perhitungan, semua aksinya dilakukan secara amat wajar sehingga tak seorangpun menduga bahwa semua ini adalah perbuatan Monte Cristo sebelum ia membeberkan semua rencana dan jati dirinya terhadap musuh-musuhnya yang saat itu sudah berada di ujung tanduk.

Tema utama dalam novel ini adalah balas dendam, keadilan, belas kasihan, dan pengampunan yang dituturkan dalam kisah petualangan yang diwakili oleh tokoh Edmond Dantes/Monte Cristo . Di sini Mote Cristo selain tokoh yang hatinya dipenuhi dendam terhadap musuh-musuhnya, ia juga digambarkan sebagai pribadi yang penyayang. Kepada mereka yang pernah menolong hidupnya Monte Cristo sangatlah baik bahkan rela mengorbankan dirinya untuk menolong siapa saja yang pernah menolongnya .

Sebenarnya saat Monte Cristo melakukan niat balas dendamnya ia masih memberikan kesempatan kepada musuh-musuhnya untuk bertobat, namun sayangnya ketamakan dan kelicikan telah membutakan mata mereka sehingga tanpa disadari mereka masuk dalam perangkap balas dendamnya

Dalam novel ini akan ada banyak tokoh-tokoh dan kisah-kisah yang pada awalnya seolah tak memiliki keterkaitan dengan inti kisahnya, namun lambat laun semua tokoh itu akan saling berhubungan baik itu melalui sebuah pertemanan ataupun skandal-skandal yang terjadi di novel ini. Sedangkan berbagai kisah dalam novel ini sebenarnya juga menyimpan sejumlah petunjuk yang akan menjadi dasar bagi peristiwa atau kejadian di bab-bab berikutnya.

Bagi sebagian pembaca banyaknya tokoh dan kisah-kisah yang seakan berdiri sendiri ini mungkin akan membuat pembacanya bingung dan agak kesulitan dalam menikmati novel ini, namun ketika perlahan-lahan semua fakta mulai terungkap barulah kita menyadari bahwa semua itu ada relevansinya. Dan inilah yang saya rasa merupakan sisi jenius Alexandre Dumas dalam merangkai kisah yang menawan ini. Rasanya tak cukup hanya membaca novel ini satu kali saja, karena mungkin saja saat kita membaca kita melewatkan sebuah petunjuk dan detail kisah mengenai bagaimana Monte Cristo merangkai skenario balas dendamnya dengan sangat rapih.

Jadi kesimpulannya bagi para pecinta sastra klasik sepertinya novel ini tak boleh dilewatkan begitu saja karena ini adalah sebuah novel klasik yang dibaca luas di seluruh dunia, heroik dan penuh intrik yang dituturkan dengan begitu sempurna oleh seorang maestro dunia! Selain itu novel ini juga memberi makna yang positif bagi pembacanya bahwa apapun yang kita tuai suatu saat kita akan kita petik hasilnya, kebaikan akan berbuahkan kebaikan, sedangkan jika kita menuai kejahatan maka akan berbuahkan malapetaka bagi diri kita.

Satu-satunya kritik untuk novel ini adalah ukuran font-nya yang bagi saya terlalu kecil, hal ini mungkin langkah yang harus diambil penerbit agar jumlah halamannya tidak terlalu tebal. Sebagai perbandingan edisi Penguin Classic novel ini tebalnya hampir dua kali edisi terjemahan ini yaitu, 1276 halaman!

Sejarah Penerbitan

Novel The Count of Monte Cristo ini dianggap sebagai karya terpopuler Dumas setelah The Tree Musketeers. Kabarnya Dumas mendapatkan ide untuk novel ini dari suatu kisah yang ia temuakan dalam buku yang dikompilasi oleh Jecquest Peuchet, petugas arsip polisi Prancis. Cerita tersebut tentang Piere Picaud yang tinggal di Nimes pada 1807. Picaud telah bertunangan dan akan menikah dengan seorang perempuan kaya, tapi tiga orang temannya cemburu dan membuat tuduhan palsu bahwa Picaud adalah mata-mata Inggris sehingga ia dipenjara selama tujuh tahun

Selama masa penahanannya, teman setahanannya yang sekarat memberikan peta harta karun tersembunyi di Milan. Setelah Picaud dibebaskan ia kembali ke Paris dan melaksanakan misi balas dendamnya terhadap teman-teman yang telah memfitnahnya.

Dalam melahirkan karya-karyanya, Dumas juga selalu berkolaborasi dengan para asistennya. Sepanjang kariernya Dumas telah menulis sekitar 250 buku dengan dibantu oleh 73 asisten dan para kolaboratornya. Salah satu yang terkenal adalah Auguste Maquet, seorang guru sejarah. Dalam The Count of Monte Cristo Maquetlah yang membuat garis besar alur dan draftnya, sedangkan Dumas menambahkan detail dan dialognya.

The Count of Monte Cristo pertama kali dimuat di harian Journal des Debats dalam 18 bagian dari tanggal 28 Agustus 1844 sampai 28 Agustus 1846. Versi lengkap novel dalam bahasa Prancis dipublikasikan sepanjang abad ke 19. Sedangkan versi bahasa Inggrisnya terbit pada tahun 1846.

Novel ini kemudian menjadi novel klasik yang terus dibaca hingga kini, sedikitnya novel ini telah diterjemahkan ke dalam 100 bahasa, dan telah tujuh kali dibuat film baik itu layar lebar maupun serial TV, selain itu telah berkali-kali juga dibuat naskah dramanya.





Monte Cristo, terbitan Pustaka Jaya 1980, 790 hlm






Di Indonesia sendiri novel ini pernah diterjemahkan oleh sastrawan angkatan Balai Pustaka Nur St. Iskandar dengan judul Graaf de Monte Cristo (4 jilid) pada tahun 1925. Di tahun 2000, Balai Pustaka mencetak ulang lagi novel ini dengan judul yang sama dalam 6 jilid buku.

Selain Balai Pustaka, novel ini juga pernah diterbitkan oleh Pustaka Jaya pada tahun 1980 dengan judul Monte Cristo dalam satu buku sekaligus. Dan kini seiring maraknya penerbitan kembali sastra-sastra klasik dunia, salah satu karya terkenal Alexandre Dumas ini kini diterbitkan kembali oleh Penerbit Serambi yang dialihbahasakan oleh penerjemah senior Nin Bakdi Soemanto

@htanzil

No comments:

Post a Comment

 
ans!!