Tuesday 28 April 2009

Metamorfosis

Judul : Metamorfosis
Judul Asli : Die Verwandlung
Penulis : Franz Kafka
Penerjemah : Juni Liem
Penerbit: Homerian Pustaka
Cetakan : I, Des 2008
Tebal : 154 hlm

Suatu pagi Gregor Samsa terbangun dari mimpi buruknya, ia menemukan dirinya telah berubah menjadi seekor kutu besar yang menakutkan.” Demikian kalimat pembuka dari Metamorfosis (1915), sebuah novella muram yang ditulis oleh Franz Kafka (1883-1924) salah satu penulis asal Jerman yang paling berpengaruh dalam abad ke 20 . Tiba-tiba saja Gregor Samsa terputus hubungan dengan masa lalunya sebagai manusia. Sesuatu yang diluar nalar terjadi pada hidupnya. Bukan mimpi melainkan kenyataan. Walau cara berpikirnya masih manusia, namun fisiknya berubah bentuk menjadi seekor kutu besar.

Sebelum berubah wujud Gregor Samsa adalah seorang salesman kain yang merupakan tulang punggung keluarganya. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya, dan Gretta, adik kandungnya. Karenanya ketika ia berubah wujud, ia tak dapat lagi bekerja sehingga kondisi keuangan keluarganya menjadi terganggu. Tak hanya itu Gregor menjadi terasing di tengah keluarganya sendiri. Ia menjadi tersisihkan, terpenjara dalam kamarnya sendiri. Ia kini menjadi obyek yang memalukan bagi keluarganya.. Bahkan ayahnya sendiri selalu memandangnya dengan jijik bahkan berusaha untuk membunuhnya.

Bisa dibayangkan bagaimana perubahan wujud itu membuat Gregor tertekan, ruang gerak dan perilakukanya menjadi seperti seekor serangga, merayap di dinding, di langit-langit, sembunyi disela-sela perabot kamar, kebiasaan makannyapun mulai berubah, ia kini lebih menyukai makanan-makanan sisa dibanding makanan segar. Walau ia bisa mendengar dan memahami apa yang diatakan keluarganya, ia tak mampu lagi berkomunikasi dengan keluarganya. Tak ada yang mempedulikannya lagi kecuali Gretta dan ibunya yang masih memperhatikannya dengan memberi makan dan memindahkan beberapa perabot kamarnya agar Gregor lebih leluasa bergerak.

Sebulan sudah Gregor berubah wujud dan terpenjara dalam kamarnya. Karena Gregor tak bisa bekerja, maka ketika keluaranya kehabisan uang, mereka memutuskan untuk menyewakan beberapa kamar di apartemen mereka pada tiga orang lelaki. Semenjak itu kehidupan keluarga Gregor menjadi layaknya pembantu karena mereka harus menyediakan makanan dan beberapa keperluan dari penyewa kamar.

Namun sayangnya ketenangan ketiga penyewa kamar keluarga Gregor terusik ketika sebuah peristiwa membuat Gregor tergerak untuk keluar dari kamarnya dan fisiknya terlihat oleh ketiga pria tersebut. Hal ini membuat mereka menjadi ketakutan dan mumutuskan untuk tak lagi menyewa kamar keluarga Gregor.
Kejadian ini tentu saja membuat ayah Gregor geram dan berniat membunuhnya, dengan melempar Gregor dengan apel. Salah satu apel bersarang dalam tubuhnya hingga membusuk dan membuat Gregor menderita kesakitan. Ia kembali terkurung dalam kamarnya. Peristiwa ini pula merupakan titik balik bagi keluarga Gregor untuk segera melupakan bahwa Gregor sebenarnya masih hidup, hal ini terungkap seperti yang dikatakan Gretta pada ayahnya :

“Ayah harus dapat melupakan bahwa ide bahwa itu adalah Gregor..Bagaimana mungkin itu Gregor? Jika itu adalah Gregor, ia harus melihat dari dahulu bahwa tak dapat manusia hidup dengan binatang seperti itu…Kita tak mempunyai saudara laki-laki lagi, tapi kita dapat mengingat dia di dalam hidup kita dengan hormat.” (hal 137).

Dilupakan oleh keluarganya sendiri membuat hati Gregor semakin pedih, Sebagai manusia ia telah mati. Dan Gregor dengan sisa-sisa kekuatannya mencoba bertahan, namun sampai berapa lama Gregor si kutu besar itu mampu bertahan sendirian tanpa seorangpun yang mempedulikannya ?




Edisi Pertama Metamorfosis
Kurt Wolff Verlag, 1915










Metamorfosis banyak dianggap sebagai kisah yang simbolik dengan berbagai interpretasi. Soal menjadi mahluk apa sebenarnya si Gregor ini sendiri menjadi banyak perdebatan, ada yang mengatakan kecoak, serangga, kutu, dll. Memang Kafka sendiri tak memberikan deskripsi detail seperti apa wujud Gregor yang telah berubah. Bahkan untuk keperluan sampul bukunya pun ia menyurati pada penerbitnya bahwa mahluk tersebut tidak untuk digambar.

Lalu bagaimana pula dengan penjelasan logis mengapa Gregor bisa berubah wujud? Kafka memang tak sedang membuat kisah fiksi ilmiah, jadi jangan harap kita akan menemukan jawaban atas perubahan wujud Gregor. Dalam novelnya ini Kafka tampak lebih mengutamakan penggambarkan kondisi psikologis yang dialami Gregor dibanding menjelaskan mengapa kejadian aneh ini bisa terjadi. Sastrawan Rusia Vladimir Nabakov, penulis novel "Lolita", juga mengatakan, "Barang siapa melihat `Metamorfosa` lebih dari sekedar fantasi ilmu serangga, aku anggap pembaca itu telah berhasil."

Nah, jadi apa yang bisa kita peroleh dari novel pendek ini ? Tentunya pembaca memiliki interpretasi masing-masing dari apa yang dibacanya. Dalam Metamorfosis Kafka menggambarkan betapa egoisnya manusia sekalipun itu berada dalam lingkungan keluarga sendiri. Ketika Gregor berubah wujud, begitu cepat keluarganya melupakan jasa Gregor yang telah menjadi tulang punggung perekonomian keluarganya. Gregor kini dianggapnya sebagai parasit dalam keluarga, padahal sebelumnya keluarga Gregorlah yang menjadi parasit dalam hidup Gregor.

Kafka juga berbicara mengenai bagaimana kedekatan dan cinta dari orang-orang yang kita sayangi bisa berubah ketika kita mengalami ‘perubahan’. Memang Kafka memberikan contoh esktrim dengan mengubah Gregor menjadi binatang. Namun dalam kenyataannya mungkin suatu saat kita mengalami perubahan dalam kehidupan yang diakibatkan karena kehilangan pekerjaan, kegagalan dalam karier, kejatuhan dalam dosa, dan lain-lain. Hal itulah yang membuat kita menjadi seperti Gregor. Dari sosok yang diandalkan, dibutuhkan, dan tiba-tiba menjadi pribadi yang diasingkan, dibenci, karena tak lagi sesuai dengan harapan orang-orang yang sebelumnya mengasihi kita.

Kisah Gregor dalam Metamorfosis (Die Verwandlung dalam bahasa Jerman), adalah novella karya Franz Kafka yang paling terkenal selain The Trial dan The Castle. Kalau tidak salah Metamorfosis pernah dua kali diterjemahkan di Indonesia oleh dua penerbit yang berbeda (Bentang Pustaka dan Aksara). Dan kini novella ini diterjemahkan dan diterbitkan oleh Homerian Pustaka dengan cover yang menawan. Namun sayangnya ada yang tak konsisten antara terjemahan dengan cover, pada isi buku ini wujud Gregor diterjemahkan sebagai kutu besar, sedangkan di ilustrasi cover terjemahannya yang Nampak adalah wujud kecoak.

Dari segi terjemahannya, di halaman-halaman awal hingga pertengahan saya tak menemui kesulitan untuk memahami novella ini, namun di bagian-bagian berikutnya saya mulai sulit untuk memahami apa yang dimaksud dalam kalimat-kalimatnya. Setelah saya konfirmasikan ke beberapa kawan yang telah membacanya, ternyata merekapun mengalami hal yang sama. Mungkin di cetakan-cetakan berikutnya karya ini bisa diedit lagi agar terjemahannya lebih mudah dipahami dan enak dibaca.

@h_tanzil

No comments:

Post a Comment

 
ans!!