Monday 17 September 2007

9/11 Kegagalan Amerika Melindungi Warganya

Judul : 9/11 Kegagalan amerika Melindungi Warganya
Judul Asli : The 9/11 Report – A Graphic Adaptation
Penulis : Sid Jacobson & Ernie Collon
Penerjemah : Andrea K. Iskandar
Penyelia : Pandu Ganesa
Penerbit : Pustaka Primatama
Cetakan : I, Juni 2007
Tebal : x + 138 hal , 16,5 x 24 cm
Harga : Rp. 69.000,-

Enam tahun telah berlalu sejak gedung World Trade Center New York dihantam dua pesawat dan runtuh pada 11 September. Masih segar dalam ingatan kita ketika Presiden George W. Bush begitu geram dan menyatakan perang terhadap terorisme. Setahun lebih setelah serangan terror ini, Bush membentuk komisi Nasional Serangan Teroris ke Amrika Serikat. Komisi yang beranggotakan 10 orang ini kemudian dikenal sebagai “Komisi 9/11” atau "Kean/Zelikow Commission"

Komisi 9/11 bekerja selama dua setengah tahun dan menyelesaikan laporannya dalam bentuk buku setebal 585 halaman yang diberi judul THE 9/11 COMMISSION REPORT Laporan itu berisi analisis dan kesimpulan yang dikumpulkan komisi dari hasil wawancara 1.200 orang di 10 negara dan menyelisik 2.5 juta halaman dokumen termasuk dokumen-dokumen lembaga pertahanan negara. Bisa dibayangkan betapa lengkap dan komprehensifnya laporan tersebut. Walau bukunya telah beredar bahkan bisa dibaca secara online dengan gratis. Tak semua orang mampu melahap buku tebal yang penuh nama dan data-data detail tersebut.

Untunglah dua komikus terkenal Sid Jacobson dan Ernie Colon yang sudah 50 tahun malang melintang di dunia perkomikan Amerika mengadaptasi laporan komisi itu ke dalam bentuk grafis. Colon adalah komikus yang bekerja di Harvey, Marvel, dan DC Comics yang turut membuat tokoh komik Green Lantern, Wonder Woman, dan The Flash. Adapun Jacobson adalah pemimpin redaksi Harvey Comics dan pencipta tokoh Ritchie Rich.

Jacobson dan Colon mengadaptasi laporan komisi itu ke dalam bentuk grafis dengan judul The 9/11 Report: A Graphic Adaptation. Buku ini memadatkan 585 halaman laporan menjadi 128 halaman (131 hal edisi terjemahan) bergambar dalam sajian grafis layaknya cerita superhero dalam DC Comic atau Harvey Comics.

Buku yang diterbitkan Hill and Wang pada tahun 2006 ini, sepenuhnya menggambarkan apa yang muncul dalam Laporan Komisi 11 September. Pembagian bab dan sub bab berserta judul-judulnya sama persis dengan laporan komisi. Artinya buku ini benar-benar mengadaptasi buku aslinya secara konsisten. Yang berbeda, buku ini memanfaatkan kekuatan gambar untuk memaparkan lebih terperinci, misalkan, timeline menit demi menit ketika pesawat dibajak, kepanikan penumpang di pesawat, bingungnya para penyelamat mengevakuasi korban, dll

Sama seperti laporan komisi, melalui buku ini pembaca akan mengetahui deskripsi grafis dalam bentuk komik pada saat penyerangan dan kehancuran gedung WTC terjadi, kita juga akan dibawa terus jauh ke berbagai peristiwa teror yang pernah terjadi yang ternyata memiliki saling keterkaitan dengan peristiwa 11 September. Selain itu buku ini secara jelas mengkritik lembaga-lembaga yang seharusnya cepat tanggap ketika serangan terjadi. Misalnya mengenai buruknya jalur komunikasi antar departemen saat terjadinya serangan, kacaunya sistem manajeman bencana yang bergerak secara tak terintegrasi, tidak adanya koordinasi antara lembaga-lembaga pertahanan, tidak adanya pembagian informasi, dll.

Secara grafis, tentu saja buku ini sangat menawan. Panel-panel gambarnya dibuat dengan dinamis layaknya komik-komik superhero, guratan gambarnya bersih dan dengan pewarnaannya. Gambar karakter tokoh-tokoh nyata dibuat sangat mirip dengan aslinya. Rekaman peristiwa yang mungkin sulit untuk dipahami secara narasi menjadi lebih mudah dengan tersajinya gambar-gambar dalam buku ini, misalnya timeline keempat pesawat yang disajikan secara paralel dari menit ke menit, peta target-target sasaan teror, berbagai kesimpulan komisi yang disajikan secara grafis dengan keterangan yang singkat dan padat. Semua itu membuat laporan komisi yang tadinya kering dan sulit dipahami menjadi lebih mudah dipahami dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi.

Pembaca buku tanah air patut bersyukur, setahun setelah adaptasi grafis 9/11 report terbit, kini telah hadir edisi terjemahanannya. Karena buku The 9/11 Comision Report sendiri belum terdapat terjemahannya dan belum diketahui apakah akan diterjemahkan kedalam bahasa Indoensia atau tidak, bisa dipastikan sedikit sekali masykarakat Indonesia yang mengetahui isi dari laporan komisi. Hadirnya terjemahan versi adaptasi grafisnya, setidaknya membuat pembaca indonesia bisa ikut memahami hal-hal apa saja yang ditemukan oleh komisi 9/11.

Buku adaptasi grafis ini diterjemahkan dengan sangat baik. Dicetak dengan ukuran dan kertas yang sama dengan versi aslinya. Karena dicetak diatas kertas glossy / art paper maka bisa dikatakan tidak ada distorsi yang berarti dalam hal kualitas gambar antara versi asli dan terjemahannya. Konsekuensi yang wajar membuat buku ini realtif mahal dibanding dicetak dengan kertas biasa. Namun Menurut Pandu Ganesa selaku penyelia sekaligus penerbit buku ini, buku ini dijual lebih murah dari harga yang seharusnya agar harganya lebih terjangkau oleh masyarakat luas.





Cover edisi asli vs Cover ed.terjemahan








Hanya dua hal yang membedakan buku ini dengan buku aslinya. Pertama, covernya. Bisa dikatakan cover edisi terjemahan lebih menarik dibanding versi aslinya. Cover dengan ilustrasi menara WTC yang terbakar dan dipadukan dengan judulnya yang menonjolkan angka 9/11 terlihat lebih catchy dibanding versi aslinya. Yang paling menarik adalah angka 11 yang terlihat retak untuk mengilustrasikan menara kembar yang roboh. Ilustrasi yang cerdas ! salut untuk ilustratornya!

Kedua, judulnya. Jacobson & Colon memberikan judul bukunya dengan The 9/11 Report : A Graphic Adaptation. Sedangkan penerbit Pustaka Primatama merubah judulnya menjadi : 9/11 Kegagalan Amerika Melindungi Warganya. Pilihan judul yang baik karena judul ini tampak lebih menjual dan bombastis ketimbang judul aslinya. Walau demikian judul tersebut tak mengada-ngada dan sesuai dengan isi bukunya. Setelah membaca buku ini, pembaca seperti halnya laporan komisi 9/11 akan sepakat bahwa ketika peristiwa 11 September berlangsung, pemerintah Amerika bisa dikatakan gagal melindungi warganya.

Semoga dengan terbitnya buku ini, kita tidak hanya mengenang peristiwa hitam dalam sejarah peradaban dunia. Melalui buku ini, kita tidak hanya dapat mengetahui asal mula, sebab musabab serta dampak dan pengaruh dari kejadian itu. Tetapi kita juga bisa belajar bagaimana sebaiknya mengantisipasi kejadian serupa yang mungkin bisa terjadi kapan dan dimana saja.

Membaca buku ini tentunya mengingatkan kita bahwa kitapun memiliki berbagai lembar peristiwa hitam dalam sejarah bangsa ini. Salah satunya peristiwa Mei 1998 yang dampaknya berpengaruh terhadap arah bangsa kita saat ini. Dari Peristiwa Mei 1998, pemerintah pernah membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang telah menerbitkan laporan investigasinya beberapa tahun yang silam. Namun berapa banyak dari kita yang pernah membaca laporan tersebut ? Bukan mungkin tak laporan tersebut diadaptasi secara grafis seperti halnya buku ini. Semoga buku ini juga mengispirasi komikus-komikus Indonesia untuk mengadaptasi laporan tersebut kedalam bentuk grafis yang mudah dipahami masyarakat awam.

@h_tanzil

No comments:

Post a Comment

 
ans!!