Saturday 12 May 2007

Arthur dan Suku Minimoy

Judul : Arthur dan Suku Minimoy
Judul asli : Arthur and The Minimoys
Penulis : Luc Besson
Penerjemah : Mutia Dharma
Penyunting : Maria Masniari Lubis
Proofreader : Herlina Sitorus
Penerbit : Qanita
Cetakan : I, Januari 2007
Tebal : 259 hal

Sebenarnya buku Arthur dan Suku Minimoy pemberian qanita ini sudah saya terima pada bulan Februari yang lalu. Namun baru minggu ini buku tersebut terbaca. Saat menerimanya memang saya kurang begitu antusias terhadap buku ini. Cover bukunya yang didominasi warna biru dan menggambarkan dua mahluk minimoy tak membuat saya tertarik untuk membacanya meskipun di covernya terdapat juga keterangan bahwa buku ini telah difilmkan dengan Madonna sebagai pengisi suaranya.

Ketertarikan saya terhadap buku ini timbul ketika menyaksikan preview film Arthur and The Minimoys yang diputar di Blitzmegaplex ketika saya menonton Mr Bean-Holiday bersama keluarga. Saat itu saya ingat kalau saya punya bukunya !

Kisah Arthur dan Suku Minimoy dibuat oleh sutradara dan produser kondang asal Perancis Luc Beason yang pernah membuat film The Fifth Elemen, La Femme Nikita, Joan of Arc, dll.

Di novel fantasinya ini, Besson mengisahkan seorang anak, Arthur, berusia 10 tahun yang cerdas dan kreatif. Sementara kedua orang tuanya bekerja di kota lain, Arthur tinggal bersama neneknya di sebuah kota kecil. Prof. Archibald, kakeknya yang seorang peneliti dikisahkan telah menghilang selama 4 tahun lamanya.

Dalam kesehariannya Arthur kerap berada di ruang kerja kakeknya yang berisi buku-buku, patung-patung, topeng dan artefak-artefak lain yang diperoleh Archibald selama berpetualang ke Afika. Sebelum tidur, Arthur selalu didongengi oleh neneknya. Suatu malam Arthur memilih sendiri untuk didongengi dari sebuah buku yang diambil dari ruang kerja kakeknya. Buku tersebut menarik perhatiannya karena dari letaknya seolah kakeknya sengaja menyembunyikan buku tersebut dibelakang buku lain.

Dari buku yang juga dihiasi oleh gambar-gambar itu, Arthur diceritakan kisah tentang suku Bogo-Matassalai dimana kakeknya pernah menjalin persahabatan dengan suku tersebut. Suku Bogo-Matassalai memiliki tinggi rata-rata dua meter. Selama berabad-abad mereka mencari ‘saudara-alam’ yang akan memberi keseimbangan pada hidup mereka. Setelah mencari selama tiga ratus tahun akhirnya mereka menemukan suku saudara alamnya . Suku ini disebut Minimoy yang tinginya tidak sampai dua sentimeter! Dengan perbedaan yang sangat ekstrim kedua suku itu akhirnya hidup berdampingan dan saling tolong menolong.

Archibald, kakek Arthur adalah anggota kehormatan suku Bogo-Matassalai dan Minimoy, ia banyak membantu kedua suku tersebut dengan membangun sumur2, sistem irigasi, bendungan, dll. Sebagai ungkapan terima kasih, Archibald diberi sekantung penuh batu ruby, yang ukurannya terus membesar. Batu ini kemudian disembunyikan olehnya dan hingga hilangnya Archibald, harta karun itu tak pernah diketahui oleh siapapun termasuk oleh istrinya (nenek Arthur)

Suatu saat nenek Arthur kesulitan membayar hutang pada Davido, ia diberi waktu selama tiga hari untuk melunasi hutang-hutangnya jika tidak ingin rumahnya diambil alih oleh Davido.

Arthur berniat membantu neneknya agar mereka tak kehilangan rumahnya. Ia teringat akan harta karun yang pernah diceritakan neneknya. Singkat cerita, Arthur menemukan peta harta karun milik kakeknya yang menunjukkan bahwa batu ruby itu berada di dunia Minimoy yang ternyata berada di pekarangan rumahnya. Dan iapun menduga kalau kakeknya saat ini terperangkap di dunia Mimimoy.

Berkat petunjuk peta harta karun tersebut, Arthur berhasil masuk kedunia Minimoy. Petualangan dimulai, Arthur disambut dengan baik di dunia minimoy. Raja Minimoy mengungkapkan bahwa Archibald pergi ke kota terlarang yang dikuasai oleh penyihir M (Matlazrd) dan semenjak itu tak pernah kembali. Arthur bertekad membebaskan kakeknya. Ia ditemani oleh Putri Selena dan pangeran Betameche.

Kisah Arthur dan Suku Minimoy ditulis dengan sangat menarik. Luc Besson rupanya penulis yang sangat imajinatif, apa yang tampaknya sederhana di dunia manusia menjadi hal yang menarik ketika berada di dunia mini minimoy, seperti nyamuk yang dijadikan pesawat tempur, piringan hitam yang dijadikan lantai dansa, penyiram kebun otomatis yang dijadikan alat transportasi, kelopak bunga sebagai tempat tidur, dll.

Di novel ini, pembaca akan diajak berpetualang di dunia ajaib minimoy. Serunya peperangan antara pasukan M dengan Arthur dkk merupakan bagian yang paling seru dalam buku ini. Selain itu dengan jeli Besson mengungkap beberapa kegiatan yang dilakukan manusia sehari-hari ternyata membawa dampak yang merusak terhadap kehidupan suku Minimoy, hal ini membuat kita tersenyum pahit karena tak terbayangkan akan separah itu akibat kita merusak lingkungan.

Karakter-karakternya tokohnya juga menarik. Tokoh Arthur dan pedangnya mengingatkan kita akan legenda King Arthur dengan pedang Exalibur-nya yang tertancap di batu yang hanya bisa dicabut oleh orang yang berhati murni.
Tokoh penyihir M yang namanya dilarang disebut dan menimbulkan kengerian dan malapetaka bagi yang menyebutnya mengingatkan kita akan tokoh voldemort dalam seri Hary Poter.

Selain cerita yang menarik, berbagai pesan tersembunyi juga terdapat dalam novel ini. Misalnya soal keseimbangan hidup antara suku Minimoy dengan Suku Bogo-Matasalai, dimana perbedaan yang ekstrim justru membuat mereka saling membantu. Soal ketulusan hati untuk menjadi pemimpin dan nilai-nilai kepahlawanan dan persahabatan juga akan terungkap di novel ini.

Namun serunya petualangan Arthur harus terhenti sebelum kita mengetahui berhasil tidaknya misi Arthur untuk membebaskan kakeknya karena kisahnya berlanjut ke buku berikutnya (Arthur and the Forbiden City). Sayang penerbit qanita hingga kini belum juga menerbitkan sekuel dari buku ini, sehingga kita masih harus sabar menunggunya.





(cover edisi HarperCollins Publishers)








Satu-satunya kritik untuk buku ini adalah covernya yang menurut saya kurang bagus dan ilustrasi suku minimoy yang terkesan mennyeramkan daripada lucu. Cover buku edisi Inggrisnya lebih menarik, dimana suku minimoy terlihat sangat kecil dan lebih imajinatif dan indah dibanding cover edisi terjemahannya. Bukan hal yang tabu untuk meniru atau merubah sedikit dari cover aslinya jika dirasa lebih bagus, daripada berkreasi sendiri namun hasilnya tak maksimal.

Novel ini pertama kali terbit pada tahun 2002 dalam bahasa Perancis. Setahun kemudian, di tahun 2003 terbit sekuelnya yang berjudul Arthur and the Forbidden City. Kisah Arthur ini ternyata mendapat sambutan yang positif di berbagai negara. Game komputernya telah diluncurkan mendahului filmnya. Filmnya yang mengabiskan biaya USD 86.000 disutradarai oleh Luc Besson sendiri dengan mengajak akor/aktris Hollywod papan atas seperti Madonna (Ratu Selena), Fobert de Niro (Raja Minimoy), David Bowie (Penyihir Matlazrd), dll.

Filmnya pertama kali premier di Perancis pada November 2006, lalu Desember 2006 beredar di Amerika, menyusul Inggris pada Februari 2007 dan diputar di Indonesia pada bulan Mei 2007.

Tentunya bagi mereka yang telah membaca buku ini akan penasaran untuk menonton filmnya, mampukah Luc Besson menerjemahkan imajinasinya secara visual kedalam rangkaian gambar bergerak ? apakah imajinasi pembaca akan terpuaskan setelah menonton filmnya ?

Baiklah kita baca bukunya dan nonton filmnya. Puas tidaknya tergantung pada sudut pandang masing-masing pembaca. Dan semoga penerbit qanita segera menerjemahkan sekuelnya agar pembaca tak keburu lupa atau kehilangan momen akan serunya petualangan Arthur dan Suku minimoy yang saat ini sedang beraksi di bioskop-bioskop tanah air.

@h_tanzil

No comments:

Post a Comment

 
ans!!