
Judul : Betsy and The Emperor
(Betsy dan Sang Kaisar)
Penulis : Staton Robin
Penerjemah : Donna Widjajanto
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 269 hal
Genre : Teen-lit
Harga : Rp. 25.000,-



Takdir sejarah mempertemukan Betsy dengan Napoleon Bonaparte. Karena rumah tahanan Napoleon di Longwood sedang diperbaiki, mantan Kaisar Perancis yang paling ditakuti dan dibenci di seluruh Eropa itu harus tinggal sementara di paviliun rumah keluarga Betsy. Awalnya Betsy tak menyukai kehadiran Sang Kaisar di rumahnya. Namun, siapa sangka, lambat laun Betsy dan Napoleon malah bersahabat. Kerapnya mereka bertemu dan bercakap-cakap membuat Betsy mulai mengagumi cara berpikir dan keberanian Napoleon. Belum lagi ditambah dengan kemampuan Napoleon dalam menganalisis apa yang ada dalam benak Betsy. Begitupun dengan Napoleon, ia merasa antara dirinya dengan Betsy memiliki banyak kesamaan “Saat aku membicarakan perasaanmu, aku sama saja membicarakan perasaanmu sendiri – saat seusiamu. Kau dan aku sangat mirip…” (hal 87).
Hal yang perlu dicatat, kedekatan dan persahabatan mereka bukanlah kedekatan asmara, melainkan kedekatan persahabatan antara dua orang yang ternyata memiliki berbagai kesamaan. Perbedaan usia yang cukup jauh (32 tahun) tak menghalangi persahabatan mereka. Mereka saling berukar pikiran, berkuda, bahkan bermain kartu bersama. Bahkan Betsy memanggil sang kaisar dengan panggilan akrabnya “Boney”



Hampir seluruh tokoh dan kejadian yang dimunculkan di novel ini memang benar-benar pernah hidup dan tercatat dalam sejarah. Tampaknya novel ini dikerjakan oleh Stanton Robin dengan riset yang mendalam. Ia tak segan-segan bertanya pada ahli-ahli sejarah Napoleon di seluruh dunia. Kutipan atau apapun yang dikatakan Betsy, Napoleon sebagian diambil langsung dari catatan-catatan sejarah: sumber-sumber asli yang kebayakan ditulis oleh staf Napoleon yang menyertainya ke St. Helena. Tidak hanya itu saja, kebiasaan-kebiasaan dan gerakan-gerakan pribadi Napoleon yang terungkap dalam novel ini, bukanlah hayalan Rabin, melainkan hasil riset Rabin atas kebiasaan sang kaisar. (hal 264)
Tokoh Betsy memang benar-benar pernah bertemu dan bersahabat dengan Napoleon. Berbagai fakta sejarah seperti Perang di Waterloo, penemuan batu Rosetta, penemuan formula senjata baru, penangkapan dan pembuangan napoleon hingga rumah tahanan Napoleon di Longwood, semua terungkap dengan rinci. Karena ditulis dengan penyampaian yang ringan maka muatan-muatan sejarah dalam novel ini bukan sesuatu yang membosankan, melainkan larut dalam rangkaian cerita yang menarik.
Bertebarannya fakta-fakta sejarah dalam novel ini tentu membuat pembaca bertanya-tanya, dimanakah batas antara fakta dan fiksinya ? Untunglah di bagian akhir buku ini, penulis memberikan catatan yang jelas dengan menginformasikan bagian mana dalam novel ini yang merupakan fakta dan fiksi. Hal ini merupakan pertanggung jawaban penulis yang sangat baik, mengingat sasaran pembaca novel ini adalah para remaja yang mungkin masih minim pengetahuannya akan fakta sejarah.Sebagai bonus, penulis juga menyajikan, peta geografi St. Helena, foto-foto lukisan diri Napoleon dan Betsy,Kodeks Napoleon dan keterangan pengenai Le Mersaille – Lagu Kebangsaan Perancis.
Betsy and The Emperor pertama kali diterbitkan pada tahun 2004 dalam bahasa Inggris di Amerika Serikat. Kini novel ini telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa antara lain Perancis, Jepang, Polandia, Chezna, Russia, Spanyol, Belanda, dan lain-lain. Kabarnya novel ini tengah dipersiapkan untuk dibuat film dimana sederet aktor Hollywood seperti Dustin Hofman, Anthoni Hopskins, dan Al Pacino mulai dijajaki sebagai calon aktor yang akan memerankan Napoleon Bonaparte.



Novel yang kini diterjemahkan dengan baik oleh Donna Widjajanto ini, oleh GPU diberi label bacaan ‘Teen-Lit’. Bagi bacaan remaja, novel ini memang agak berat dan leluconnya agak kaku. Namun tema yang diangkat dalam novel ini sangat baik bagi pembaca remaja. Petualangan, persahabatan, suka duka masa remaja, sikap pantang putus asa, dan, sejarah yang biasanya ditulis secara kering kini ditulis secara menarik dan menyenangkan . Bagi penulis-penulis Teen-Lit Lokal diharapkan novel ini bisa menjadi sumber inspirasi baru, mengingat saat ini tema-tema teen-lit lokal banyak didominasi oleh cerita-cerita cinta, “gaul”, hedonis dan semacamnya, walau bukan hal yang buruk, namun sudah saatnya penulis-penulis Teen-Lit lokal berani membuat cerita yang ‘lain’ yang disertai riset yang mendalam untuk memperkaya wawasan pembacanya.
@h_tanzil
No comments:
Post a Comment