Saturday 28 July 2007

Big Size

Judul : Big Size
(Sebuah Novel Tentang Keperkasaan Lelaki)
Penulis : Wibi A.R
Editor : Aries R. Prima
Penerbit : Akoer
Cetakan : I, Mei 2007
Tebal : 164 hal

“Kita harus merayakan kemenangan ini” ujar Dodi sambil membereskan pakaian ke dalam tasnya. Lasimin masih kesal tidak memerdulikan omongan Dodi. Ia memasukkan sepatu emasnya ke dalam tas. Ia segera membuka celananya. Secara enggak sengaja celana dalamnya ikut melorot. Dodi dan beberapa teman melihat pantat dan “burung”nya Lasimin. Tiba-tiba mereka tertawa terbahak-bahak.
“Kenapa kalian tertawa?” Tanya Lasimin.
“Lucu aja, masa sih top skor burungnya emprit”, sahut Dodi.


Big Size adalah sebuah novel komedi karya Wibi A.R. Kisahnya menceritakan seorang tokoh yang bernama Lasimin. Ia adalah pemain bola andalan di kampusnya dan selalu menjadi top skor dalam setiap pertandingan yang diikuti oleh kesebelasan kampusnya. Lasimin memiliki dua orang sahabat, Saim dan Dodi yang memiliki gaya hidup sebagai anak gaul hedonis yang menerapkan perilaku sex bebas. Berbeda dengan dua sahabatnya Lasimin adalah pemuda yang lugu dan taat dalam menjalankan ibadah agama.

Suatu ketika, sesaat setelah bertanding bola, Lasimin berganti celana di ruang ganti pakaian, tanpa disengaja celana dalam Lasimin turut melorot sehingga menampakkan pantat dan alat vitalnya. Kejadian ini kebetulan dilihat oleh Saim dan Dodi yang langsung menertawakannya karena Lasimin memiliki ‘burung’ yang kecil. Bagi Saim dan Dodi alat vital seorang lelaki haruslah besar dan panjang seperti ‘burung garuda’.

“Umumnya cewek jaman sekarang senangnya jenis garuda atau elang. Selain besar, bikin puas dan pintar matok”, Dodi tersenyum pada Saim. Tangan kananya mematuk-matuk meledek. “Min, kalau nggak gede…cewek enggak bakalan puas” Ledek Saim. (hal 22).

Karena keluguannya, Lasimin mempercayai apa yang dikatakan kedua temannya itu. Apalagi ketika ia diajak pergi ke kelab malam, Lasimin bertemu dengan Yuyun pelayan kafe yang mencoba memperkosanya. Walau gagal memperkosa Lasimin, Yuyun sempat meremas alat vital Lasimin dan berkata.

“…,punyamu kecil. Di servis dong biar gede…” (hal 49)

Kejadian ini semakin membuat Lasimin resah karena ‘burung’nya yang emprit. Hingga suatu saat ia diajak oleh Saim dan Dodi ‘berobat’ ke Mbok gembrot di Purwakarta untuk memperbesar alat kelaminnya. Walau Lasimin dibujuk untuk diurut agar alat kelaminnya besar, ia tetap menolak. Alih-alih diurut oleh Mbok Gembrot, karena biaya pengurutan yang mahal, ia meminta resep dan cara mengurutnya saja. Sesampai dirumah barulah Lasimin mencoba mengurut sendiri alat kelaminnya.

Selain melakukan pengurutan, Lasimin juga diberi alat vakum oleh Saim. Lasimin yang lugu terpengaruh oleh anggapan bahwa kejantanan seorang pria diukur dari besar kecilnya alat kelaminnya. Berhasilkah Lasimin memperbesar alat kelaminnya…?


Novel ini memang penuh dengan kelucuan-kelucuan. Namun novel ini juga menyediakan tempat bagi sejumput kisah yang agak serius yaitu ketika Lasimin ‘dikerjain’ oleh kedua temannya dimana dia harus berpura-pura menjadi tukang urut bagi seorang anak yang menderita lumpuh.

Dibalik kisah lucu usaha Lasmini untuk memperbesar alat kelaminnya, usahanya untuk menyembuhkan seorang gadis yang lumpuh, dan serunya pertandingan sepakbola antar universitas. Kisah ini juga menyimpan pesan-pesan moral yang baik. Terlebih dalam hal memutarbalikkan anggapan umum bahwa keperkasaan seorang pria diukur dengan alat vitalnya. Lasimin memang memiliki ukuran alat vital yang kecil namun dalam kisah ini ia memiliki jiwa dan iman yang besar untuk menahan godaan agar tidak terseret masuk dalam pergaulan kedua sahabatnya yang hidup secara bebas

Novel ini memang novel yang menghibur, dikemas dengan gaya humor yang kental. Beberapa peristiwa ditulis dengan gaya hiperbolis seperti ketika Lasimin berhasil membuat gol, kawan-kawannya langsung menindihnya sehingga Lasimin terpendam dan

Lapangan itu jadi berlubang seperti bentuk Lasimin yang meringkuk (hal 5)

Atau ketika Lasimin diberi sepatu emas sebagai pencetak gol terbanyak, sepatu emasnya tinggal separuh karena teman-temannya mencuil emas di sepatu tersebut untuk dijual ke toko emas (hal 20).

Humor-humor dalam novel ini ringan-ringan saja, humor khas anak kampus yang ngocol dan terdapat beberapa ‘pelesetan’ yang membikin kita tersenyum. Bagi yang menyenangi humor ngocol, novel ini bisa menjadi pilihan untuk dibaca. Kisahnya diangkat dari keseharian sehingga mungkin saja apa yang dialami tokoh-tokohnya juga dialami oleh pembaca. Hanya saja celotehan-celotehan humor yang bertebaran dibuku ini tampak sangat ‘cowoq’ sekali. Di novel ini memang tak ada satupun deskripsikan mengenai hubungan intim, namun celotehan-celotehan tokoh-tokohnya khusunya yang menyinggung alat kelamin pria saya rasa cukup membuat pembaca wanita menjadi ‘risih’ membacanya.

Dari segi kemasan, novel ini tampak sangat provokatif, cover bergambar setangkai pisang dimana salah satunya mencuat dengan gagahnya. Mungkin bagi yang pertama kali melihatnya akan menganggap bahwa buku ini tentang budidaya pisang, namun ketika membaca sub judulnya “Sebuah novel tentang keperkasaan pria”, saya rasa pembaca akan segera mengetahui mengapa foto pisang digunakan sebagai cover buku ini.

Lay out novel ini juga tertata dengan baik, tidak seperti novel yang diterbitkan AKOER sebelumnya yang menggunakan font yang kecil (mis : Digitarium, Nagabonar jadi2), ukuran font dalam novel ini terbaca dengan enak. Hanya saja kemasan yang baik ini harus dibayar mahal oleh pembaca buku ini. Seperti yang tercetak dibelakang cover buku ini, penerbit mematok harga sebesar Rp. 49.500 untuk buku dengan ketebalan 164 hal saja. Saya rasa untuk sebuah buku dengan tebal kurang dari 200 hal, harga buku ini bisa dikatakan sangat mahal. Hal ini tentu saja bisa mengurungkan orang untuk membeli walau dia tertarik dengan tema novel ini.


Sekilas tentang penulis

Wibi Aswara Regawa alias Wibi AR, namanya dikenal sebagai penulis di berbagai media cetak dan kini serius di jalur penulisan skenario. Karya skenarionya antara lain : Gerhana, Taubat, Spontan, dll. Selain itu Wibi juga telah menyutradari berbagai iklan layanan masyarakat dan film pendek. Ia juga pernah menjadi redaktur pelaksana infotaiment di berbagai TV swasta.

Di bidang penulisan novel, karya-karyanya yang telah beredar antara lain, Guyon orang-orang makrifat, Humor Makrifat bercanda dengan Tuhan, Playboy sufi novel remaja makrifat, dll.

@h_tanzil

Saturday 21 July 2007

Anak Pemburu Beruang

Judul : Anak Pemburu Beruang
Penulis : Karl May
Penerjemah :
Primardiana Hermilia Wijayanti (koord)
Ani Inatalazia
Nasirotussa'diyah
Widyana Ika Rosidah
Endang Purwati
Dr. Conny Bast (Konsultan Ahli Jerman)
Penyunting : Agustinus
Penerbit : Pustaka Primatama
Cetakan : I, Okt 2006
Tebal : 361 hlm

Anak Pemburu Beruang adalah salah satu karya Karl May yang diperuntukkan bagi pembaca remaja. Namun bukan berarti kisahnya kalah seru dibanding karya-karya monumentalnya seperti seri Winnetou (I-IV) dan seri Kara ben Nemsi. Dalam novel ini kita kembali akan menikmati serunya petualangan Old Shatterhand dan Winnetou dengan setting cerita Yellowstone Park yang memesona.

Kisahnya diawali dengan perjalanan dua orang sahabat, Davy Jangkung dan Jemmy Gendut ketika mereka membebaskan seorang pemuda indian bernama Wohkadeh yang ditangkap sekelompok orang kulitputih. Saat ditangkap, Wohkadeh sedang membawa pesan kepada Martin Baumann tentang ayahnya Baumann si pemburu beruang yang tertangkap suku Indian Soux Ogallalla. Davy Jangkung, Jemmy Gendut dan Wohkadeh akhirnya berhasil menemui Martin Baumann di pondoknya. Disana mereka bertemu dengan sahabat Martin, Hobble Frank dan pelayan setia keluarga Baumann, Bob Negro.

Keenam orang ini pun segera berangkat untuk membebaskan Baumann. Di tengah perjalanan, mereka bertemu Old Shatterhand dan Winnetou yang bersedia membantu. Kini dengan rombongan berjumlah delapan orang, mereka melanjutkan misi membebaskan Martin Baumann. Ketika menuju Bighorn Mountain dan melewati padang perburuan suku Shoshone, Hobble Frank dan Jemmy gendut tertangkap oleh suku Shosone. Berkat kecakapan Old Shatterhand dan Winnetou mereka berhasil dibebaskan, bahkan mereka berhasil menculik kepala suku Shoshone, Tokvi-Tey di wigwamnya (perkemahan) sendiri. Tentu saja hal ini merupakan aib bagi Tokvi-Tey.

Namun karena Old Shatterhand tak berniat bermusuhan dengan suku Shosone, Tokvi-Tey pun dibebaskan. Karena harga dirinya telah jatuh, Tokvi-Tey dan anaknya berniat bunuh diri, bagi mereka lebih baik mati daripada hidup menganggung malu karena pernah ditangkap oleh mukapucat di wigwamnya sendiri. Namun begitu mereka mengetahui bahwa yang menangkapnya adalah Old Shatterhand dan Winneotu, merekapun mengurungkan naitnya. Bagi mereka suatu kehormatan bila berhadapan dan tertangkap oleh dua orang pemburu mashyur yang namanya dikenal diseluruh ladang paire. Akhirnya Tokvi Tey dan suku Shosone bergabung untuk menyelematkan Baumann karena ternyata Baumann pernah menyelamatkan nyawa Tokvi tey ketika suku Soux Ogallalla menyerbu sukunya.

Dalam perjalanan, rombongan ini dimata-matai oleh dua orang suku Usparoca. Old Shatterhand terpaksa membunuh mereka karena membiarkan mata-mata musuh hidup adalah tindakan yang sangat beresiko di daerah barat yang liar. Kejadian ini membuat marah, Oiht-e-keg-fa-wakon, kepala suku. Ia mengajak Old Shaterhand bertarung satu-lawan satu. Yang menang berhak atas nyawa yang kalah beserta rombongannya.

Seperti sudah diduga, pertarungan ini dimenangkan oleh Old Shatterhand dan Winnetou. Berarti nyawa suku Usparoca berada dalam tangan Old Shatterhand. Alih-alih membunuh Oith-e-ke-fa-wakon, Old Shatterhand mengajak suku Usparoca bergabung untuk membebaskan Martin Baumann. Tawaran ini diterima oleh suku Usparoca karena mereka berniat mengambil kembali jimat mereka yang dicuri oleh suku Sioux Ogallala.

Kini rombongan Old Shatterhand semakin banyak dan kuat untuk membebaskan Baumann yang ditawan oleh suku Sioux Ogallaa. Namun misi ini tidaklah mudah, selain harus melawan suku Sioux Ogallala yang terkenal keji dan licik, mereka juga harus menghadapi keganasan alam Yellowstone Park dimana mereka harus melewati ngarai-ngarai yang mengerikan, pancaran geyser setinggi lebih dari 30 meter yang memancarkan air panas dan setelah itu memuntahkan isi perut bumi yang penuh dengan material-material panas yang beracun. Selain itu, tanah yang mereka pijakpun senantiasa bergerak karena hanya merupakan kerak bumi yang tipis dan penuh lubang-lubang yang menganga lebar dan penuh dengan lumpur panas yang siap menelan mereka.

Kisah Anak Pemburu Beruang adalah salah satu dari sedikit karya Karl May yang memang ditulis untuk pembaca remaja. Selain anak Pemburu Beruang, karya-karya yang ditujukan untuk pembaca remaja antara lain, Hantu Llano Estacado (Puspri, 2006), Mustang Hitam, dan Raja Minyak yang dalam waktu dekat akan diterbitkan ulang oleh Pustaka Primatama.

Secara umum kisah remaja dalam karya-karya Karl May memang tidak jauh berbeda dengan kisah-kisah perjalanan yang dibuat untuk pembaca dewasa (Winnetou I-IV, Kara Ben Nemsi, Old Surehand I-III, dll). Hanya saja alur ceritanya tidak dibuat serumit kisah-kisah perjalanan. Tokoh sentral dalam ceritanyapun terkadang sama, untuk Anak Pemburu Beruang, Hantu Llacado, Raja Minyak, Mustang hitam, dan harta Danau Perak menampilkan tokoh Old Shatterhand dan Winnetou. Selain itu walau diperuntukkan bagi remaja, May tetap mempertahankan gaya berceritanya yang berwawasan luas serta deskripsi geografis yang detail karena didukung oleh riset yang cermat.

Khusus dalam novel ini pembaca akan disuguhkan deskripsi geografis keindahan sekaligus keganasan alam Yellowstone Park. Dan itu diungkapkan bukan berdasarkan khayalan semata melainkan berdasarkan laporan dari Prof. Hayden yang pada tahun 1872 menerbitkan laporan resmi yang berjudul “Penemuan Daerah Geyser Terbaru di Yellowstone dan Sungai Madison”. Bahkan, dalam karyanya ini May juga mengutip bunyi Undang-Undang Dewan Perwakilan rakyar Amerika yang berisi ketentuan tentang Taman Nasional Amerika (hal 247).



Yellowstone Park



Selain disuguhkan deskripsi alam yang begitu mendetail sehingga membuat pembacanya larut dalam ceritanya. Dalam Anak Pemburu Beruang, May juga menyuguhkan kisah-kisah yang menarik, selain serunya Old Shatterhand dkk membebaskan Martin Baumann, novel ini juga menyuguhkan kisah menegangkan tentang si anak pemburu beruang yang berhadapan dengan beruang ketika ia masih kecil. Selain itu berbagai kisah lucu juga terselip dalam karya ini seperti bagaimana Bob Negro yang digigit hewan sigung yang mengeluarkan bau tidak sedap, percakapan antara Hoblle Frank dan Jemmy gendut yang saling mengunggulkan diri dalam ilmu pengetahuan, dll, semua itu menghiasi novel ini sehingga novel setebal 361 hal ini menjadi tidak membosankan.

Satu hal yang membuat novel ini dikatakan diperuntukkan bagi remaja, karya ini menonjolkan hubungan antara ayah dan anaknya yang bisa kita lihat pada tokoh Martin Baumann dan ayahnya, juga antara kepala suku Shosone Tokvi-Tey dan putranya dimana kedua-duanya memperlihatkan hubungan yang sangat dekat.

Selain itu dalam novel ini kita juga akan menemukan figur remaja yang mungkin jarang ditemui dalam kisah-kisah perjalanan Karl May. Dalam novel ini sosok Indian Wohkadeh dan Martin Baumann bisa dianggap mewakili figur remaja yang berani menghadapi tantangan dan bertanggung jawab atas tugas dan perbuatan mereka. Namun sosok Martin Baumann juga bukan sosok remaja yang sempurna, seperti remaja-remaja lainnya ia juga tampak tidak sabaran dan gegabah dalam bertindak. Hal ini tercermin ketika ia mengambil tindakan sendiri dan lepas dari rombongan Old Shatterhand karena hendak memastikan apakah ayahnya masih hidup atau tidak. Peristiwa ini jika ditinjau dari segi didaktik tampaknya sangat tepat karena mengajarkan pada pembaca remaja untuk tidak gegabah dalam bertindak.


Walau dalam karya ini May banyak memasukkan unsur didaktik namun May bukanlah penulis yang menggurui, melainkan seorang pencerita yang mampu menyihir pembacanya untuk menikmati petualangan tokoh-tokohnya sambil menanamkan hal-hal yang positif. Kemahirannya bertutur dan keluwesannya menggabungkan berbagai wawasan dan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari riset yang mendalam diungkapkan dengan peduh kedamaian dan tanpa mengurangi serunya petualangan tokoh-tokohnya.



Sejarah Singkat Penerbitan Anak Pemburu Beruang.


Der Sohn des Barenjagers atau Anak Pemburu Beruang seperti halnya sebagian besar karya-karya Karl May lainnya merupakan cerita bersambung yang dimuat di majalah-majalah. Kisah ini dimuat di majalah remaja pria Der Gute Kamerad di Stutgart mulai Januari hingga September 1887. Kemudian dilanjutkan dengan kisah Der Geist des Lliano Estakado (Hantu Llano Estacado) dari Januari hingga September 1888.

Pada 1890, Anak Pemburu Beruang dan Hantu Lliano Estacado diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul Der Sohn des Barenjagers. Dalam buku ini kedua kisah diatas digabungkan dengan menambahi dan mengurangi isi versi cerita bersambungnya.

Anak Pemburu Beruang dan Hantu Llano Estacado pernah diterbitkan di Indonesia dengan judul Rahasia Bison Putih, oleh Pradnya Paramita pada tahun 1960-an. Adapun yang menjadi dasar terjemahannya adalah buku versi Belanda yang berjudul Het Geheim van den Eitten Bison. Seperti lazimnya versi Belanda untuk karya2 Karl May, kisah ini telah mengalami peringkasan. Cerita Hantu Llano Estacado disisipkan ke dalam cerita Anak Pemburu Beruang sehingga menimbulkan kesan yang absurd.

Kini, setelah empat puluh tahun kemudian, Pustaka Primatama bersama PKMI (Paguyuban Karla May Indonesia) menerbitkan Kisah anak Pemburu Beruang dan Hantu Llano Estacado dalam dua buku terpisah. Dan yang menjadi dasar terjemahannya adalah karya asli Karl May dalam bahasa Jerman ketika masih dalam bentuk cerita bersambung. Dengan demikian kini pecinta karya-karya Karl May di Indonesia dapat membaca karya asli Karl may yang diperuntukkan bagi para remaja setelah selama 40 tahun kita hanya membaca versi ringkasnya saja.

Dalam waktu dekat Pustaka Primatama & PKMI jugga akan menerbitkan Raja Minyak, Mustang Hitam, dan yang paling ditungg-tunggu…..Winnetou IV

@h_tanzil

Monday 16 July 2007

Menyelamatkan Pangeran Drakula

Judul : Penyelamatan Pangeran Drakula
(Rahasia Sifat dan Kepribadianmu berdasarkan golongan darah)
Penulis/ilustrator : Ku, Mi-Na
Penerjemah : Titie Wulansari
Re-desain : Irene Ang
Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer (BIP)
Cetakan : 2007
Tebal : 193 hal



Seperti kita ketahui, darah manusia memiliki empat macam golongan darah, yaitu A, O, B dan AB. Biasanya keterangan golongan diperlukan ketika kita mengisi berbagai formulir seperti membuat SIM, mendaftarkan diri ke sekolah, mengisi formulir asuransi, ketika hendak dirawat di rumah sakit, atau saat mendonorkan darah kita. Sadarkah kita bahwa jenis golongan darah sebenarnya banyak sekali manfaatnya selain hal-hal yang
telah disebutkan tadi ?

Belum lama berselang sebuah penelitian mengungkap bahwa untuk menjaga kebugaran diperlukan diet makanan yang sesuai dengan golongan darahnya. Jadi tak semua makanan cocok untuk golongan darah tertentu. Beberapa buku yang membahas masalah ini telah terbit, salah satunya buku ensiklopedia yang belum lama diterbitkan oleh penerbit BIP yang berjudul “Eat Right for Your Type – Ensiklopedia Lengkap Diet Sehat Golongan Darah” - Dr. Peter J. D'Adamo & Catherine Whitney (BIP, 2007)

Namun ternyata, informasi mengenai golongan darah tak sekedar untuk mendonorkan darah, menerima transfusi darah atau menentukan jenis diet makanan untuk kebugaran tubuh. Sama seperti petunjuk yang diperoleh dari ilmu astrologi, golongan darah juga dapat menjadi petunjuk yang baik untuk mengetahui ciri-ciri dan sifat seseorang karena golongan darah membawa sifat, cara berpikir, dan perilaku yang berbeda-beda.

Sifat-sifat seseorang berdasarkan golongan darahnya kini dapat kita temui dalam buku komik terbitan BIP yang diberi label seri Educomics. Setelah menerbitkan edukomics “ 3 Menit Belajar Pengetahuan Umum “ yang terdiri dari 5 buah buku meliputi bintang, alam semesta, tokoh penemu, dll. Kini BIP menerbitkan judul lainnya yang diberi judul : Kyuli dan 4 Cewek Cantik Dalam Kisah : Penyelamatan Pangeran Drakula (Rahasia sifat dan kepribadianmu berdasarkan golongan darah).

Komik karya ilstrator Korea Ku, Mi-Na ini menceritakan kisah tentang Pangeran Drakula dan pembantunya, Franken yang berkunjung ke Korea pada tahun 1992. Karena mereka berdua tinggal di pegunungan Kayasan yang sunyi, Pangeran Drakula kesulitan mencari darah segar hingga akhirnya membunuh dan minum darah serigala.

Terbunuhnya serigala-serigala ini segera tercium oleh penduduk dan diberitakan di TV. Serigala-serigala yang mati tersebut meninggalkan tanda bekas hisapan di lehernya. Lambat laun tak hanya serigala yang mati, banyak binatang-binatang lain yang mati dengan ciri-ciri yang sama. Kejadian ini menimbukan kecurigaan pada seorang profesor peneliti drakula sehingga si profesor beserta adik perempuannya mencari keberadaan pangeran drakula di pegunungan Kayasan.

Ketika Pangeran Drakula bertemu dengan si professor dan adiknya, pangeran drakula langsung jatuh cinta pada adik si professor dan meminta agar ia mau menikah dengannya. Si profesor mengijinkannya karena ia beranggapan penelitiannya tentang drakula akan semakin mudah jika Pangeran drakula menikahi adiknya. Akhirnya Pangeran drakula dan adik si professor pun menikah.

Setahun kemudian pasangan manusia dan drakula ini memiliki seorang anak yang diberi nama Kyuli. Ketika Kyuli harus diimunisasi ke kota tinggallah pengeran drakula sendirian, dan kesempatan ini ia gunakan untuk tidur panjang dalam sebuah peti mati. Pada saat yang bersamaan, empat orang pemburu drakula melakukan pendakian ke Gunung Kayasan untuk memburu pangeran drakula. Setelah menemukan kediaman pangeran drakula dan menemukan peti dimana pangeran drakula tertidur, Mereka menyegel peti mati itu dengan keempat darah mereka yang masing-masing bergolongan darah O,A, B, dan AB. Dengan tersegelnya peti tersebut, maka pangeran drakula akan tertidur selamanya hingga seseorang membuka segel darah tersebut.

Satu-satunya cara untuk membuka segel darah tersebut yaitu dengan darah dari keempat putri pemburu drakula yang begolongan darah O, A, B, dan AB. Dua belas tahun kemudian, ketika Kyuli telah menginjak remaja. Takdir mempertemukan Kyuli dengan keempat putri pemburu drakula. Kebetulan mereka bersekolah di sekolah yang sama sehingga terbuka kesempatan bagi Kyuli untuk menyelamatkan ayahnya. Kyuli berniat mendekati keempat putri tersebut yang masing-masing bernama Olla (si golongan darah O), Amie ( si golongan darah A), Abel (si golongan darah AB), dan Bella (si golongan darah B).

Berhasilkah Kyuli menjalankan misinya untuk membebaskan ayahnya ? Pendekatan yang ia lakukan dengan keempat putri tersebut menumbuhkan rasa cinta dan persahabatan diantara mereka. Haruskah ia mengorbankan persahabatannya demi menyelamatkan ayahnya ?

Komik yang dibuat oleh komikus Korea Ku, Min-Na ini, seperti halnya educomics seri 3 menit belajar pengetahuan umum dibuat dengan gaya komik-komik Jepang (manga) dimana para tokoh-tokohnya digambarkan dengan mata yang bulat bersinar, hanya saja gambar para tokohnya tampak lebih nyata dibanding educomic sebelumnya.

Karena diperuntukkan bagi remaja, tentu saja sosok pangeran drakula dibuat dengan lucu dan manusiawi, belum lagi ditambah dengan hadirnya tokoh Franken, pembantu Pangeran Drakula yang tingkahnya seperti anak-anak, padahal umurnya sudah lebih dari 200 tahun. Franken lah yang kelak akan membimbing Kyuli dalam melakukan pendekatan pada keempat putri pemburu drakula.

Sisi menarik komik ini yaitu ketika Kyuli melakukan pe de ka te pada masing-masing putri, sebelum bertemu dengan masing-masing putri, Franken menyediakan minuman darah bergolongan darah O, A, B, dan AB kepada Kyuli yang masing-masing harus diminumnya satu persatu sebelum berkencan dengan masing-masing putri. Karena masing-masing golongan darah ternyata membawa sifat dan kepribadian mereka yang memilikinya, masalah akan timbul jika golongan darah yang diminum Kyuli tidak cocok dengan golongan darah putri yang ditemuinya. Misalnya ketika Kyuli minum darah golongan AB dan bertemu dengan Ola yang bergolongan darah B maka sesuai dengan sifat orang yang meiliki golongan darab AB, Kyuli menjadi sangat mandiri dan sangat tidak suka diganggu. Ia menjadi senang melakukan apa saja yang dia mau. Ini membuat Ola yang bergolongan darah B merasa tidak nyaman. Tapi jika Ola ikut campur maka Kyuli akan merasa dibatasi sehingga menimbulkan masalah.

Disinilah kelucuan-kelucaun akibat ketidakcocokan sifat dan kepribadian antara golongan darah timbul. Dengan karikatur yang colourfull dan kalimat-kalimat yang mudah dimnengerti maka pembaca buku ini akan dibimbing untuk mencari kecocokan dalam berteman sesuai dengan golongan darahnya.

Intinya, melalui komik ini kita akan mengetahui sifat kebaikan dan keburukan masing-masing orang sesuai dengan golongan darahnya, selain itu kita juga akan mengetahui segi pecintaan, gaya fesyen, cara diet terbaik, hadiah berdasarkan zodiak, dan golongan darah dan zodiak. Untuk membantu lebih memahami hal-hal di atas, dalam buku ini disediakan juga tabel yang disajikan secara menarik.

Tentunya diharapkan setelah kita membaca buku ini dan memiliki pengetahuan tentang golongan darah, kita bisa lebih mengetahui ciri-ciri dan sifat seseorang karena setiap golongan darah membawa sifat, cara berpikitr, dan perilaku yang berbeda-beda. Jadi kita bisa lebih memahami teman atau sahabat kita dengan lebih baik. Atau bukan tak mungkin kita bisa memberi saran kepada mereka tentang kelebihan dan kekurangan mereka, dan yang lebih seru lagi, buku ini bisa juga membantu kita dalam mencari pacar yang sesuai dengan golongan darah kita…hmmmmmm


@h_tanzil

Monday 9 July 2007

Middlesex (Pencarian Jati Diri Seorang Manusia Berkelamin Ganda)



Judul : Middlesex (Pencarian Jati Diri Seorang Manusia Berkelamin Ganda)
Penulis : Jeffrey Eugenides
Penerjemah : Berliani M Nugrahani
Penerbit : Serambi Ilmu Semesta
Cetakan : Juni , 2007
Tebal : 810 hlm









"Aku terlahir dua kali : pertama, sebagai seorang bayi perempuan, pada hari tanpa kabut di Detroit, Januari 1960; lalu sekali lagi, sebagai seorang remaja laki-laki, di sebuah ruang gawat darurat di dekat Petoskey, Michigan, pada Agustus 1974." (hal 1)

Kalimat diatas adalah kalimat pertama dari novel Middlesex karya peraih Putlitzer Prize Jeffrey Eugenides. Novel ini menceritakan kisah pencarian jati diri Calliope Stephanides, seorang hermaprodithe (berkelamin ganda), yang terlahir sebagai seorang wanita namun di usianya yang keempat belas berubah menjadi Call, seorang remaja laki-laki.

Novel ini dimulai dengan narasi perkenalan tokoh Call Stephanides yang berperan sebagai narator yang menulis kisahnya ini ketika ia berusia 41 tahun. Awalnya Cal mengajak pembacanya untuk membaca kisah kelahirannya. Tuntas mengisahkan bagaimana ia dilahirkan, layaknya sebuah film yang diputar mundur, Call lalu mengajak pembaca untuk kembali ke awal tempat dimana akar sel-sel genetis leluhurnya bercampur hingga menjadikan dirinya seorang hermaprodit.

Semua berawal di tahun 1922 ketika kakek dan nenek Call masih berada di Yunani. Desdemona, neneknya adalah seorang pengrajin ulat sutera di atas tebing Gunung Olympus di Asia Minor – Yunani. Saat itu Desdemona telah berusia 21 tahun, kedua orang tuanya telah meninggal ketika pasukan Turki menyerbu Yunani. Ia tinggal bersama adik laki-lakinya, "Lefty". Salah satu pesan ibunya sebelum meninggal adalah mencarikan istri untuk Lefty. Kehidupan mereka berjalan normal hingga tiba waktunya bagi Desdemona untuk mencari istri bagi adik laki-lakinya. Misi tersebut gagal dilaksanakan, Lefty menolak semua wanita yang dijodohkannya.

Lalu terjadilah percakapan antara Desdemona dengan Lefty

" Jadi siapa yang akan kaunikahi?"
"Entahlah" – Lefty meraih tangan
Desdemona dan menatap matanya.
"Bagaimana kalau kamu?"
"Sayang sekali
aku kakakmu."
…………
"Kau gila Lefty."
"Ini akan membuat segalanya lebih mudah. Kita tidak perlu membagi rumah." (hal 71)


Bercanda atau tidak, akhirnya Desdemona dan Lefty menikah. Mereka menikah ketika berada dalam kapal yang mengangkutnya ke Amerika ketika tentara Turki menyerbu sebagian wilayah Yunani. Di kapal, Desdemona dan Lefty memainkan peran seolah-olah mereka baru pertama kali bertemu dan saling jatuh cinta. Rahasia bahwa mereka kakak beradik mereka simpan. Mereka mengarang kisah hidup mereka masing-masing pada orang-orang yang berada di kapal. Begitu kuatnya kisah yang mereka karang sehingga seolah-olah mereka sendiripun hampir mempercayai kisah karangan yang mereka buat.

Sesampai di Amerika Desdemona tinggal bersama sepupunya Sourmelina yang telah lebih dulu tinggal di sana. Hanya Sourmelina yang mengetahui bahwa Desdemona dan Lefty adalah adik kakak yang menikah. Sourmelina berjanji menyimpan rahasia mereka dan mengijinkan mereka untuk tinggal bersamanya. Singkat cerita mereka melahirkan. Walau sebelumnya Desdemona dilanda kecemasan karena hubungan incest mereka, ternyata anak yang mereka lahirkan normal-normal saja, bahkan mereka memiliki dua orang anak yang sehat, Milton dan Zoe. Dan dari Sourmelina lahirlah Tessie.

Setelah Desdemona lega karena melahirkan anak-anak yang normal kekhawatiran kembali melandanya karena Milton tampaknya mencintai Tessie padahal Desdemona dan Sourmelina merupakan saudara sepupu. Walau berusaha mencegahnya, namun cinta yang telah tertaut antara Milton dan Tessie tak bisa dilepaskan hingga akhirnya mereka menikah. Dan dari pasangan Milton dan Tessie inilah lahir Calliope Stephanides dan Chapter Eleven

Dr. Phil yang menangani kelahiran Callie menegaskan bahwa Callie berkelamin wanita. Matanya yang sudah mulai rabun tak melihat bahwa sesungguhnya ada kelainan dalam organ genital Callie. Maka Callie pun dibesarkan dan menjalani kehidupan sebagai seorang perempuan normal. Ketika kondisi keuangan Levty membaik merekapun pindah ke Middlesex. Di situlah Callie tumbuh menjadi serang remaja. Ketika ia memasuki masa remaja, barulah Callie merasakan ada sesuatu yang ‘lain’ pada tubuhnya. Ia tak mengalami mensturasi, dadanya rata karena payudaranya tak tumbuh, dan beberapa rambut halus muncul di atas bibirnya.

Awalnya Callie dan kedua orang tuanya menyangka bahwa Callie memang tumbuh lebih lambat dari teman-teman sebayanya. Namun keanehan dalam diri Callie terus berlanjut. Lambat laun ia menyukai sahabat wanitanya dibanding dengan kawan-kawan prianya. Callie pun menyadari ada yang tidak normal di organ genitalnya, sebuah daging menyerupai penis kecil menyembul diantara vulva-nya, ia menyebutnya "crocus". Hal ini ia simpan baik-baik hingga akhirnya sebuah kecelakaan menimpanya dan para dokter yang merawatnya menemukan kejanggalan di organ genitalnya.

Kejadian itu membuka mata kedua orang tuanya akan kelainan yang ada dalam tubuh putri mereka. Akhirnya mereka membawa Callie ke New York untuk ditangai oleh Dr. Luce seorang ahli terkemuka di dunia hermaproditisme pada manusia. Dari hasil pemeriksaannya Dr Luce mengambil kesimpulan bahwa Callie memang seorang wanita, namun karena kekuraangan enzim 5-alphareductase maka tanda-tanda sekunder wantia tidak muncul. Dan Cellie memang terlahir dengan memiliki penis yang sangat kecil sehingga luput dari pengamatan dokter yang menangani kelahirannya.

Dr Luce akhirnya menyarankan untuk mengatasinya dengan operasi plastik dan terapi hormon. Namun tanpa diduga Callie menolak operasi dan melarikan diri dari kedua orang tuanya dan memutuskan untuk menjadi seorang Pria di usianya yang ke 14.

Novel tebal (810 hl) ini memang menarik untuk disimak. Eugenides membaginya kedalam 4 bagian besar yang dibagi lagi kedalam 28 bab dengan Call sebagai naratornya. Karakter Call yang diciptakan Eugenides dan cara beruturnya tampak begitu hidup sehingga pembaca seolah-olah sedang membaca kisah nyata dari kehidupan seorang berkelamin ganda. Apalagi ditambah dengan tersajinya penelitian-penelitian Dr Luce mengenai kasus hermaprodit pada manusia yang tampaknya diambil oleh penulisnya dari berbagai jurnal kedokteran.

Eugenides juga tampak begitu sabar dalam mencari akar kelainan yang dialami Call. Setting waktunya membentang lebih dari 50 tahun. Melewati berbagai kejadian politik di Yunani, melewati masa-masa PD II dan perang Vietnam, mengungkap mencekamnya situasi kerusuhan rasial di Detroit Amerika di tahun 67. Kisahnya mengurai kehidupan 3 generasi keluarga Stephanides dengan detail. Setiap generasi memiliki kisahnya sendiri, eksplorari karakter tokoh-tokohnya sama-sama kuat.

Bagi yang menyenangi kisah dengan plot yang cepat, mungkin novel ini bukan pilihan, Eugenides dengan sabar dan tempo yang konstan mengurai kisah-kisahnya dengan mendetail. Bahkan tampaknya ada beberapa kisah yang sebenarnya mungkin tak perlu dikisahkan karena tampaknya tak menyangkut kehidupan Call di masa yang akan datang. Namun Eugenides tetap mengisahkannya sehingga tak heran novel ini menjadi novel yang tebal.

Untungnya tema Call yang berkelamin ganda membuat kita sabar mengunyah novel gemuk ini karena kita dibuat penasaran untuk mencari tahu bagaimana akhir kisah ini.

Apalagi ketika kita telah sampai di bagian IV, ketika Dr. Luce mulai memeriksa Call dengan seksama. Peran penerjemah juga tampaknya memegang peranan penting dalam memahami novel ini. Terbukti terjemahan buku ini enak dibaca dan kita tak akan menemui kesulitan berarti dalam memahami novel ini. Sayangnya ada beberapa kesalahan ketik yang walau tidak banyak namun seharusnya tidak perlu terjadi sehingga mengurangi kenyamanan membaca novel ini.

Tak ada yang berlebihan dalam kisah dan karakter tokoh-tokohnya, novel ini tersaji dengan sangat wajar dan manusiawi sehingga kita seolah-olah sedang membaca sebuah memoar dari seorang tokoh nyata. Melalui kisah Call ini kita akan tersentuh oleh pencarian jati diri Call, tertawa dengan kejenakaan yang kadang muncul dalam kisahnya, dan memperoleh pengetahuan baru tenan dunia gen, bagiamana terbentuknya alat kelamin pada janin dan kasus hermaprohdit pada manusia. Sungguh sebuah novel yang mencerdaskan dan layak dibaca oleh siapa saja.

Tak heran novel yang dikerjakan selama 9 tahun ini laris manis di pasaran. Middlesex menjadi best seller internasional. Melalui novel ini pula Eugenides Jefrey memperoleh hadiah Pultiltzer Prize pada tahun 2003. Middlesex juga masuk dalam Book Club Oprah, dan seperti yang sudah-sudah, setiap buku yang masuk dalam Book Club Oprah, pastilah akan menuai sukses yang berkepanjangan.

@h_tanzil
 
ans!!